MenaraToday.Com – Jakarta :
Presiden Joko
Widodo (Jokowi) meminta untuk memulihkan ekonomi agar skema cash transfer atau
bantuan langsung ke masyarakat dipercepat dan menjaga jangan sampai investasi
tumbuhnya minus di atas 5 persen.
Kepala Negara
meminta kepada Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko
PMK) agar terus memantau Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa, Bantuan Sosial
Tunai, BNPT yang sudah ditambah, dan hari ini akan ada bantuan Presiden
(Banpres) Produktif, dan bantuan untuk subsidi gaji.
“Ini
betul-betul diikuti karena ini yang paling banyak terkendala adalah urusan
data, urusan nomor account di bank,” tutur Presiden pada bagian lain
pengantarnya pada Rapat Terbatas (Ratas) di Istana Merdeka, Provinsi DKI
Jakarta, Senin (24/8/2020).
Lebih lanjut Jokowi mengharapkan dengan tersalurkannya bantuan tersebut
di pertengahan Agustus sampai pertengahan September selesai sehingga bisa
mengungkit growth ekonomi.
Pada bagian
lain pengantarnya, Presiden meminta kepada Menko Kemaritiman dan Investasi agar
bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga yang kuncinya selain
konsumsi domestik juga jangan sampai investasi tumbuhnya minus di atas 5
persen.
“Jadi, karena
kemarin tumbuh kita berapa untuk investasi? Kalau enggak keliru 8, minus 8.
Nah, itu usahakan betul-betul bisa, kalau tidak bisa plus ya jangan sampai di
atas 5 minusnya. Kuncinya di situ,” kata Presiden.
Presiden juga menyampaikan
kepada Kepala BKPM terkait hal tersebut dan telah disanggupi. Kepala
Negara menirukan ucapan Kepala BKPM, “Sanggup Pak, Rp213 triliun,” sehingga hal
ini diharapkan betul-betul bisa terealisasi agar dapat mendongkrak growth.
“Karena kalau
kita ingin meningkatkan ekspor dalam jumlah yang itu sulit pasarnya, kemudian
untuk konsumsi domestik kita juga daya beli, dan penerimaan pajak di bulan Juli
ini mulai stuck lagi, tidak begini (naik) tapi sudah begini lagi (datar),”
ujarnya.
Hal ini,
menurut Presiden, menunjukkan bahwa memang daya beli di masyarakat itu sudah
mentok lagi karena terkendala misalnya restoran hanya buka 50 persen, kemudian
tempat wisata dan okupansi hotel juga belum bisa tinggi.
“Saya kira ya
enggak apa-apa, tetapi harus ada jurus yang lain yang bisa kita lakukan yaitu
dengan meningkatkan investasi agar di kuartal ketiga itu bisa mengungkit. Saya
kira kuncinya ada diinvestasi,” pungkas Presiden. (Efrizal)