Diduga Kerjakan Proyek Asal Jadi, PT. Mahira Bangun Persada Membuat 'Lubang Tikus'

Keterangan Gambar : Tumpukan Batu pada Proyek Peningkatan Jalan Penghubung Tanara TA.2020/2021 Yang Diekrjakan PT. Mahira Bangun Persada Seperti "Lubang Tikus"

MenaraToday.Com – Serang :

Program Pemerintah Kabupaten Serang Banten dalam hal Percepatan Pembangunan Infrakstruktur Jalan melalui Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang dengan paket pekerjaan Peningkatan Jalan Penghubung  Tanara 2020-2021 dengan lokasi pekerjaan di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Provinsi Banten dengan Pagu Anggaran sebesar Rp 24.7500.000.000.00 dengan waktu kontrak selama 480 hari.

Proyek dengan nomor kontrak :620/17.PK.3702245.U/SPK/MY. TNR/PPK-BM/DPUR/2020  yang dikerjakan oleh PT. Mahira Bangun Persada dengan konsultan pengawas dari PT. Inkoneksiizi Konsultan, dengan jenis pekerjaan Betonisasi Jalan, Sumber Dana DAU- APBD Kabupaten Serang Tahun Anggaran 2020-2021 yang saat ini masih dalam tahap pengerjaan di sinyalir dikerjakan asal jadi dan terkesan membuat "Sarang Tikus".



Para aktivis dari lintas kelembagaan yang monitoring kelokasi menduga Tembok Penahanan Tanah (TPT) yang dikerjakan asal jadi, menurut para civitas kelembagaan hal ini terjadi karena minimnya pengawasan dari dan telah terjadi pembiaran dari pihak pengawas,  faktual dilapangan pada pekerjaan minor disinyalir telah terjadi pelemahan kontruksi, banyak kejanggalan pada pengerjaan Tembok Penahan Tanah  (TPT), diduga telah terjadi pengurangan volume ketinggian pondasi TPT, minimnya adukan semen  pada pemasangan batu yang juga mereka sebutkan batunya hanya di tumpuk seperti Lubang Tikus, lain hal penggunaan material batu juga di duga menggunakan batu dengan kwalitas rendah atau batu koreng.             

Hal ini secara terang benderang diungkap Fahrur Rozi selaku aktivis pemerhati pembangunan dari salah satu Lembaga yang ada di Provinsi Banten, se-usai dirinya tinjau lokasi kegiatan (16 /10/20)

Bukan tanpa fakta dirinya tuding PT. Mahira Bangun Persada mengerjakan Proyek Asal Jadi  sembari memperlihatkan dokumentasi hasil investigasinya

"Saya rasa parah! ulah  oknum pengusaha nakal yang hanya memikirkan keuntungan demi untuk memperkaya diri sepertinya saya kira sengaja telah berbuat curang, dengan mengurangi kwalitas dan kwantitas pekerjaan, mereka kerjakan proyek asal asalan begitu, beberapa kali saya hadir ke lokasi tidak saya temui konsultan pengawas, lihat! hasil pekerjaan di tahap minornya saja seperti pada item TPT tadi saya sinyalir telah terjadi pelemahan kontruksi, lah wong pasang batunya juga di tumpuk tumpuk gitu hingga berlapis lapis, sebelum adukan semen mereka tumpuk tumpuk batu dengan rapih hingga ketinggian sekitar 50 cm, alasan mereka kehabisan bahan semen, bagian dasar fungsi adukan sebagai perekat antara tanah dan batu mereka tidak gunakan, sela sela antar batu tanpak jelas berlubang, itu akibat minimnya adukan dan cara pemasangan yang ditumpuk-tumpuk terlebih dahulu, ya hasilnya terlihat jelas banyak berlubang Bak Lubang Tikus, belum lagi kwalitas batu yang di pasang kelihatan jelas batu koreng dengan harga rendahKridibilitas perusahaan ini patut di pertanyakan, perlu diketahui tembok penahan tanah memiliki peran penting lho, jangan dikerjakan asal asalan, fungsinya untuk menjaga kestabilan struktur tanah sehingga kondisi jalan yang dibeton nantinya tidak labil, jadi perlu dikoreksi dan jangan dibiarkan dikerjakan asal asalan begitu, harus sesuai tekhnik pemasangan, saya sudah pernah diskusikan prihal ini pada Kabid Bina Marga terdahulu, tujuan mereka seperti itu saya tau agar penggunaan adukan semen pasir berkurang, tapi perlu disadari bahwa fungsi kekuatan tembok penahanan tanah nya akan melemah" jelasnya (Tim)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama