MenaraToday.Com – Singkawang :
Tak dipungkiri wabah virus Covid-19 mempengaruhi lini kehidupan masa kini tak terkecuali dunia pendidikan. Covid-19 membawa dampak tersendiri bagi bidang pendidikan. Hal inilah menjadi topik Webinar Pendidikan HMI dan KAHMI Kota Singkawang dengan tema “Dampak dan solusi Covid-19 terhadap pendidikan di kota Singkawang”.
Dimana dalam
webinar ini menghadirkan Ketua Komisi V DPRD Provinsi Kalbar Edy R Yacoub, HM
Nadjid Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Singkawang, Dewan pendidikan
Helmi Fauzi, Sukardi Ketua KAHMI kota Singkawang, Ketua HMI Kota Singkawang
Ihsyan Sutrisno. Bertindak sebagai moderator Yudi Firman Santosa.
Sejumlah hal
disampaikan Ketua Komisi V DPRD Provinsi Kalbar Edy R Yacoub. Mulai sistem
pembelajaran Daring hingga belum tersedianya listrik di daerah tertentu di
wilayah Singkawang. Terkait pembelajaran Daring sekaligus efek dari Covid-19
ini tidak hanya dialami Singkawang saja melainkan dunia internasional.
“Memang sistem
Daring inilah satu alternatif mengatasi pembelajaran saat ini di masa pandemik
ini, hanya saja memang kita akui ada yang siap ada juga tidak siap,” kata Edy
Yacoub, Senin (5/10/2020).
Sehingga tak
heran, kata dia, hal tersebut menuai keluhan baik guru, orangtua dan siswa.
“Kan ada orangtua tidak bisa menggunakan gawai Android atau malah tidak ada
Smartphone. Atau ada orangtua terbebani karena adaptasi antara dari pelajaran
tatap muka ke pembelajaran jarak jauh sistem Daring,” katanya.
Serta banyak
sekali keluhan keluhan lain yang disampaikan orangtua kepada dirinya. Oleh
sebab itu, kata dia, perlunya ada terobosan dari Pemkot Singkawang untuk
menjadi upaya upaya agar pembelajaran Daring ini optimal sehingga tidak
mempengaruhi kualitas pendidikan di daerah.
“Memang perlu
terobosan-terobosan,” katanya.
Sementara itu,
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayan Kota Singkawang, HM Nadjib mengapresiasi
adanya webinar ini. Sehingga segala persoalan dapat tersampaikan terkait proses
belajar Daring ini. Dengan demikian pemetasan masalah menjadi jelas dan solusi
mengatasinya dapat dieksekusi dengan bijak dan proporsional.
“Kita akui
hampir semua tidak siap dengan sistem pembelajaran Daring ini, namun demi
keselamatan bersama dan mencegah penyebaran Covid-19, kita memang harus sudah
mulai membiasakan diri dengan sistem ini dan kini sudah mulai terbiasa,”
katanya.
Hanya saja,
kata dia, pihaknya dan seluruh warga sekolah mau tidak mau harus menerima fakta
apa yang terjadi. Disaat seperti inilah dibutuhkan kerjasama, koordinasi semua
pihak.
“Saya
senantiasa memberikan pemahaman, motivasi agar kita melalui semua ini bersama
sama. Kerjasama pihak sekolah dan warga sekolah ini penting dalam suasana saat
ini,” katanya.
Dibutuhkan
semangat dan motivasi kuat agar pembelajaran yang saat bisa terus berjalan.
Terkait terdampak jelas terdampak, kata dia, dampak negatif aktivitas belajar
mengajar di sekolah karena Maret 2020 mulai jenjang PAUD hingga SMK/SMA tidak
ada pembelajaran tatap muka.
“Setidaknya
ada 64.000 siswa di kota Singkawang ini terdampak. Apa itu, terkendalanya
pembelajaran karen Covid-19. Perubahan dari pembelajaran tatap muka ke sistem
pembelajaran Daring atau jarak jauh, jelas ini ada dampaknya,” katanya.
Makanya setiap
satuan pendidikan agar senantiasa berkreasi, kreatif dalam menjalankan metode
Daring ini baik multi media dengan saluran media sosial, atau mengakses situs
situs pembelajaran Daring, hingga siara langsung via Rapensi dari Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kota Singkawang.
“Itulah upaya
upaya kita memaksimalkan metode pembelajaran di masa Covid-19 ini,” katanya.
Oleh sebab
itu, pihaknya terus melakukan monitoring dan evaluasi metode yang ditempuh saat
ini guna memaksimalkan proses belajar-mengajar. “Karena bagaimanapun kita tidak
ingin menyerah dengan kondisi saat ini dengan terus meningkatkan kualitas
pembelajaran jarak jauh tanpa mengorbankan kualitas pendidikan daerah,”
katanya. ( GUN )