MenaraToday.Com – Sumedang :
Sejumlah
komunitas pecinta lingkungan, menggelar diskusi yang bertemakan 'Revitalisasi
Nilai-nilai Luhur Masa Lalu Adalah Konservasi Alam’.
Yang berlangsung di Bale Agung Madara Batu Nunggul,
Darmaraja Sumedang, Jawa Barat, Minggu (20/12/2021).
Adapun yang
mengisi materi diskusi tersebut yakni seorang
seniman, Nana
Munajat S. Sn., M.Sn, Ir. Yana Juhana, profesional
kehutanan), Kidung Saujana, aktifis cagar
alam, Kawi S Sn., M.Sn, seniman, Dadan
Haerudin. masyarakat kawung Indonesia Pertanusa, Alamsyah
Nursela. penulis
pendidik), BBWS Cimanuk Cisanggarung, Ir. Oman Abdurahman, Geologi),
Tatang Sobana, Ketua
Dewan Kebudayaan Sumedang, DR Dedi Syeh, sejarawan,
Kisworo SHCLI CTLC, bakum MAKN,
Rahmat Leweng, pajantala/pangauban,
Dedi Turjana, ketua FPRB Kabupaten
Sumedang dan Romo Yogma, sejarawan.
Kepada
wartawan, Ketua Penyelenggaran kegiatan masyarakat adat Darmaraja
(MADARA), Hadibar, menyampaikan, kegiatan yang dilaksanakannya tersebut
merupakan kegiatan untuk revitalisasi lingkungan, dengan tujuan supaya alam
kembali pada penghidupannya dengan cara mengajak masyakat menjaga
kelestariannya.
"Ya,
karena waduk Jatigede ini adalah salah satu daerah penyangga, dan disini kita
adalah masyarakat yang berkewajiban menjaga kelestarian atau bagaimana caranya
keberlanjutan bendungan tersebut harus tetap terjaga dan terpelihara," ungkapnya.
Masih
dikatakan Hadibar, menurutnya dengan melakukan atau membuat program penanaman
tanaman untuk penghijauan adalah hal yang harus di prioritaskan,"terkait
bibit dan pohon, kami memang sudah mendapat bantuan dari pihak Kementerian
Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK), melalui provinsi Jawa Barat sebanyak 6
sampai 10 ribu bibit pohon," tuturnya.
Dalam
pelaksanaannya, terpantau peserta diskusi 'Revitalisasi Nilai-nilai Luhur Masa
Lalu Adalah Konservasi Alam' itu terlihat berbagai komunitas yang isinya kaum
millenial. Dikatakan Hadibar, dengan adanya komunitas millenial itu, secara
tidak langsung mereka sudah tergugah untuk mencintai lingkungannya untuk masa
depan.
"Karena
orangtua dulu pun ternyata sudah mempunyai caranya sendiri dan memiliki
nilai-nilai luhur dengan alam. Makanya kalau berdasarkan tali paranti artinya
bagaimana kita menyelaraskan manusia dengan alam jadi bagaimana caranya alam
itu terpelihara terjaga oleh manusianya itu sendiri, terutama oleh generasi
millenial ini," kata Hadibar.
Hadibar
menyambungkan, kita merupakan bagian dari khalifah untuk mengelola alam dan
bagaimana kesinambungan masyarakatnya juga, karena nilai-nilai leluhur masa
lalu memiliki solusi yang jelas. Seolah-olah keilmuan leluhur kita, sudah
sangat canggih jika dibandingkan dengan sekarang.
"Harapan
saya dari kegiatan ini, untuk jangka panjangnya adalah bagaimana waduk
bendungan Jatigede ini terpelihara dan terjaga dengan baik, kemudian jika
lingkungannya hijau otomatis tidak akan ada abrasi. Lebih jauhnya lagi,
kesadaran masyaakat akan alam tidak hanya samapai disini saja tetapi bisa
menjadi motivasi untuk masyarakat lainnya," harapnya.
Senada dengan
hal tersebut, Kang Lukman selaku anggota Madara, sekaligus pegiat lingkungan,
menambahkan pendapat terkait tekad dan agenda Madara ke depan, bahwa sebagai
komunitas berbasis kebudayaan, Madara ingin memunculkan warna baru terkait
kebudayaan dan ikhtiar pelestarian lingkungan dan alam secara keseluruhan.
Dimana komunitas kebudayaan harus kembali kepada narasi narasi kebudayaan yang
sesungguhnya berhubungan erat dengan lingkungan dan alam.
"Alam
adalah waruga atau ruang bagi tindakan tindakan budaya yang lahir dari
aktifitas hidup manusia, maka menjaga, merawat dan mengembangkan lingkungan dan
alam menjadi fardhu 'ain bagi pegiat kebudayaan, sehingga rusak nya alam secara
otomatis akan memusnahkan segala hal dalam kebudayaan", demikian Kang
Lukman menambahkan.
Kegiatan yang
prakarsai Madara itu pun nampak disambut baik tokoh agama setempat yakni Ustadz
M.T Aly Hikmah Sabana, menurutnya, kegiatan yang dilaksanakan di daerah Batu
Nunggul yang di pimpin komunitas Masyarakat Adat Darmaraja yang bagus sekali.
Apalagi bisa mengajak kaum milenial yang masih mempunyai power yang besar.
"Kedepannya
mudah-mudahan bisa menambah persaudaraan, karena memiliki visi misi yang sama
dalam menyelamatkan alam dan mengembangkan potensi alam yang ada. Sehingga bisa
atau mampu menunjang berlangsungnya kehidupan masyarakat di sini khususnya dan
peruntukan pembuatan bendungan Jatigede pun bisa benar-benar dirasa
manfaatnya," ungkapnya. (Ace).