Selama Menjadi Bupati Tulangbawang, Harta Super WAH, Hj. Winarti Dipertanyakan Warga


MenaraToday.Com – Tulangbawang :

Kekayaan dengan harta yang super WAH milik Bupati Tulangbawang Hj. Winarti dipertanyakan publik dari mana sumber kekayaan Bupati Wanita ini.

Dalam LHKPN Winarti, untuk harta kekayaan kategori benda bergerk disebutkan ada 7 unit kendaraan roda empat dan roda dua dengan kendaraan yang paling mahal dimiliki saat itu adalah Toyota Fortuner tahun 2012 yang ditaksir berharga Rp. 250 jua.

Selain harta tersebut, Winarti juga memiliki sejumlah kendaraan mewah seperti Alphard dan Rubicon yang harganya LUARR... BIASA. Dan masalah ini pernah diungkapkan oleh Ketua Forrum Rakyat Tulang Bawang (Foruba) Andika yang mengkritisi adanya dugaan peningkatan drastis terhadap harta kekayaan milik Bupati Tilang bawang sebagaimana dilansir dalam website RING1.ID.

Andika menyarankan agar ada transparansi dan meminta KPK dan APH (Aparat Penegak Hukum) lain yang bisa menelusuri dari mana sumber dana untuk membangun rumah mewah tersebut, sehingga publik tahu bahwa Winarti membangun rumah mewahnya dengan dana ilegal,

"KPK bisa meminta Winarti melaporkan LHKPN-nya lagi, dari LHKPN yang baru dan LHKPN yang lama nantinya dibandingkan ada peningkatan berapa harta kekayaannya dan dari mana saja sumbernya,” terang Andika

Selama ini Winarti belum pernah memberikan klarifikasi terkait kendaraan dan rumah mewah yang baru dibangun olehnya. Sehingga masyarakat bertanya-tanya. Padahal klarifikasi penting agar tak terjadi kesalahpahaman.

Isu mengorek harta kekayaan Winarti mengemuka diduga lantaran kepentingan politik untuk Pilkada kedepan dan meningkatnya respon kesukaan positif masyarakat terhadap kinerja pembangunan selama Petahana Bupati Winarti memimpin Tulang Bawang tidak diragukan lagi. Hingga berita ini dilansir, Winarti belum bisa dihubungi.

, Ketua DPRD Tuba dari PDI Perjuangan. Ketika itu, Winarti dikenal sebagai sosok anggota dewan lainnya. Harta kekayaan yang dimiliki juga tidak terlalu mencolok dan sederhana.

Selama menjabat sebagai ketua DPRD Tuba, Winarti menempati rumah pribadi yang tidak terlalu besar di Jalan Pulau Damar Gang Salam Nomor 11 Way Dadi, Bandar Lampung. Rumah ditempati Winarti hingga ia dilantik sebagai Bupati Tuba pada 18 Desember 2017 silam.

Sejak bulan Juli 2019, Winarti pindah ke rumah barunya di Jalan Mawar Indah Nomor 20 Labuhan Dalam, Kecamatan Tanjung Senang, Bandar Lampung. Rumah mewah itu ditaksir mencapai Rp20 miliar, namun menurut warga, rumah Winarti itu sudah tidak ditempati lagi.

"Kalau rumah Ibu Winarti di sini (Pulau Damar) memang sudah lama tidak ditunggu, sekitar 1 tahunan lah. Karena dia sudah bikin rumah baru di seputaran Labuhan Dalam," tutur Simun, tetangga rumah lama Winarti.

Asih tetangga rumah Winarti lainnya menyebutkan bahwa Bupati Tuba itu sudah cukup lama tidak tinggal di rumah tersebut.

"Sudah lama tidak tinggal di sini. Katanya sih rumah ini mau dijual", beber Asih.

Rumah mewah Winarti ini, mengundang perhatian rekan LSM, sesama politisi maupun pejabat dan mantan pejabat di Tulang Bawang. Rumah mewah Winarti di Jalan Mawar Indah jarang ditempati. Politisi PDI Perjuangan itu hanya sekali-sekali menginap di rumah tersebut hanya ditunggu petugas keamanan dan beberapa asisten rumah tangga atau pembantu.

Rumah mewah Winarti memiliki luas tanah sekitar 3.000 meter persegi. Jika ditaksir, tanahnya saja bisa mencapai harga Rp5 miliar. Sementara bangunannya bisa mencapai Rp15 miliar.

Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang diserahkan Winarti ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Winarti tercatat memiliki harta kekayaan senilai Rp Rp7.697.096.858. LHKPN itu dilaporkan pada 4 November 2016, saat Winarti mencalonkan diri menjadi bupati Tuba.

Dalam LHKPN itu disebutkan, Winarti memiliki 6 bidang tanah yang berada di wilayah Kabupaten Tulang Bawang dan Lampung Tengah. Sementara di Bandar Lampung, Winarti hanya memiliki tanah dan Bangunan seluas 800 m2 dan 400 m2 dengan nilai NJOP Rp1,5 miliar. Artinya, rumah mewah Winarti senilai Rp20 miliar itu belum masuk dalam LHKPN saat itu. (Helmi/Red)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama