Harga Gabah Anjlok, Petani di Kualuh Hilir Mengeluh

MenaraToday com - Labura :

Petani di Kecamatan Kualuh Hilir, Kabupaten Labuhanbatu Utara mengeluh, pasalnya harga gabah anjlok di pasaran ditambah banyak tanaman padi yang gagal panen karena terendam air.


"Akibat curah hujan yang tinggi mengakibatkan sawah petani terendam air, sehingga panen padi tidak serentak dan hampir 30 persen petani harus mengulangi penanaman kembali. Biasanya di bulan Februari ini para petani sudah memuai hasil padi" ujar salah seorang petani setempat,, Jumat (5/2/2021).

Selain itu juga petani mengeluhkan sarana infrastruktur yang rusak dan berlubang, sehingga kendaraan pengangkut hasil panen sulit untuk masuk sehingga tidak dapat langsung di timbang di tempat.

"Infrastruktur jalan juga mempengaruhi anjloknya harga gabah. Karena hasil panen tidak dapat ditimbang ditempat karena truk sulit masuk ke lokasi panen" ujarnya.

Petani ini juga menyebutkan bahwa para petani di Kelurahan Kampung Mesjid dan Desa Teluk Piai hasil panennya kurang memuaskan.

"Tahun lalu per hektarnya kami bisa mendapatkan gasil 70 hingga 100 karung, tahun ini hanya dapat 30 hingga 50 karung per hektarnya ditambah harga gabah yang anjlok menjadi 400 sampai 4200/Kg nya. Harapan kami kepada pemerintah Kabupaten Labura atau instansi terkait agar dapat menanggapi harapan para petani untuk memperbaiki infrastruktur jalan dan saluran irigasi atau pintu air yang dapat menambah dan mengurangi air untuk lahan persawahan, agar basil panen normal dan harga sesuai dengan yang kami harapkan" ujarnya.

Sementara itu Kepala Desa Teluk Puai, Khoiruddin saat dikonfirmasi menyebutkan bahwa Desa Teluk Puai adalah salah satu lumbung padi di Kecamatan Kualuh Hilir bahkan lumbung padi terbesar di Sumatera Utara.

" Hasil panen tahun ini mengalami penurunan dari tahun lalu. Hal ini dikarenakan curah hujan yang tinggi sehingga air merendam sawah yang baru ditanam sehingga petani harus mengulang penyemaian. Biasanya di bulan ini hingga bulan April para petani sudah memanen padi. Namun saat ini hanya sekitar 50 persen petani yang memanen padi dan itu pun hasilnya kurang memuaskan" ujar Khoiruddin.

Selain itu Khoiruddin menyebutkan kondisi jalan Kampung Mesjid menuju Desa Teluk Puai yang hancur total juga mempengaruhi harga hasil panen padi dan sawit

" Menyikapi hal ini pemerintah Desa sudah menerima usulan dari petani untuk membangun infrastruktur jalan dan irigasi saat pelaksanan MusrenbangDes yang nantinya akan dibawa ke Musrenbang tingkat Kecamatan dan ke Pemkab Labura" ujarnya (Ngatimin)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama