KSPM Gelar Diskusi Publik Terkait Masa Depan Pendidikan di Era Kehidupan Baru

Menaratoday.com, Pematangsiantar:

Kelompok Studi Pendidikan Merdeka (KSPM) melaksanakan sebuah kegiatan dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional, yakni diskusi publik dengan mengusung tema “Masa Depan Pendidikan di Era Kehidupan Baru”.

Acara ini menjadi sebuah momen di mana pemuda Kota Pematangsiantar dapat menerima berbagai paparan dari para pemantik diskusi serta mengajukan pertanyaan terkait keresahan dari mahasiswa dan mereka yang juga menjadi seorang pendidik dalam les privat hingga hal yang mereka rasakan dalam sistem pembelajaran kampus saat ini.

Acara yang dilaksanakan pada Minggu, 2 Mei 2021 ini mengundang 6 orang pemantik dan 1 penanggap dengan pandangan menarik yang berbeda-beda. Pemantik pertama adalah Drs. Daniel H Siregar dari Satgas Covid-19 kota Pematangsiantar. Beliau memaparkan terkait tingkat penyebaran Covid-19 yang masih belum kunjung menurun sehingga untuk membuka kembali sekolah tatap muka masih butuh banyak pertimbangan, tetapi sudah ada simulasi sekolah tatap muka berskala yang dilakukan oleh beberapa sekolah.

Pemantik kedua adalah Binsar T Gultom, S.Pd., M.Sc dari Akademisi yang juga dosen di Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar, kali ini pertanyaan yang dilontarkan oleh moderator terkait “pembelajaran online yang masih berjalan sampai saat ini, apakah dari akademisi sendiri punya kajian terkait metode baru atau masih harus diperpanjang kembali?”.

Beliau juga berpendapat bahwa hal ini telah dicoba untuk dikaji terkait berbagai metode, dan di kampus UHNP itu sendiri telah melaksanakan tatap muka bagi mahasiswa semester VI (enam) dalam mata kuliah Microteaching dan juga dalam setiap kelas hanya diperbolehkan 15 orang per pertemuan.

Selanjutnya beralih dari hal ini pemantik ketiga, yaitu Suhanto Pakpahan, S.E., M.Han dari DPRD Komisi II Kota Pematangsiantar, berpandangan bahwa hal ini sudah lama dibicarakan dengan pihak pemerintah maupun Dinas Pendidikan tentang bagaimana pembelajaran yang lebih efektif lagi ke depannya.

Pemantik keempat adalah seorang tenaga pendidik di SD panei tongah dan sehari-hari telah melaksanakan kegiatan pulang-pergi Siantar-Simalungun untuk memberikan pembelajaran pada anak didiknya, Francius Sipayung. Ia menjalankan beberapa metode mengajar survive langsung bertemu dengan anak muridnya serta memberikan banyak hal di luar pembelajaran hard skill, yaitu pendidikan bagaimana karakter anak harus lebih baik.

Dan harapannya ke depan guru dapat lebih meningkatkan inovasi dalam melakukan berbagai metode dalam memberikan pembelajaran bagi anak didiknya.

Pemantik Kelima adalah May Luther Dewanto Sinaga, S.Th., Mahasiswa Pascasarjana di salah satu kampus di Pematangsiantar, juga pengusaha muda (owner Aura Madu), yang berbicara mewakili Pemuda.

Beliau menyampaikan terkait banyaknya keresahan tentang banyaknya kejanggalan dari sistem pendidikan yang masih tidak jelas, seperti mengapa pasar atau mall buka, tetapi sekolah tutup.

Pemantik Keenam kali ini merupakan Plt. Kadis Pendidikan, yakni Rosmayana Marpaung,S.Pd., M.M, beliau juga memberikan paparan terkait pertanyaan daripada bung May Luther tentang kebijakan dari pemerintah, khususnya pendidikan. Pemerintah telah memberikan beberapa modul terkait pendampingan kepada orang tua yang saat ini menjadi penanggung jawab pendidikan anak lebih besar dari guru, dan juga sudah ada terobosan terhadap yang kurang mampu, yakni dana bos dan pembangunan infrastruktur untuk mengatasi pekerja yang non-job juga.

Penanggap dalam diskusi publik ini adalah Kristian Silitonga, S.H., yang merupakan seorang pengamat semesta dan bukan lagi pada sektor pendidikan. Beliau berpesan bahwa pandemi saat ini sudah memasuki pertengahan kehidupan baru, dan untuk masalah yang seperti ini perlunya cara-cara baru dan bukan menggunakan pemikiran lama.

Akhir acara ditutup oleh moderator, yaitu koordinator Kelompok Studi Pendidikan Merdeka (KSPM). Ia mengajak seluruh elemen masyarakat, terkhusus kepada pemuda dalam mengabdikan diri untuk lebih peduli terhadap kualitas pendidikan yang saat ini mengalami degradasi. (R1/red)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama