Lindungi dan Penyelamatan Satwa Langka Lutung Sentarum, Balai Besar TaNa Bentarum Gandeng IPB University

MenaraToday.Com - Jakarta :

 Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TaNa Bentarum) melaksanakan penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Dekan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor di Ruang Rapat Dirjen KSDAE Gedung Manggala Wanabakti Blok 1 Lantai 8, Jakarta. Jumat (7/5/2021).

Perjanjian ini, sebagai upaya penyelamatan satwa langka Lutung Sentarum (Presbytis Chrysomelas sp cruciger) yang meliputi studi Bioekologi hingga test DNA hingga menyusun Strategi dan Rencana Aksi Lutung Sentarum, kerjasama ini akan berjalan kurang lebih 4 tahun.  

Dirjen KSDAE Bapak Wiratno turut memberikan arahan dan menyaksikan pelaksanaan penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dan mendukung pelaksanaan PKS.

"Perjanjian kerja sama ini, merupakan tonggak bersejarah untuk mendapatkan data terkait Lutung Sentarum, sehingga kita dapat mengetahui satwa tersebut dilindungi atau tidak, studi uji DNA diharapkan keluarannya adalah spesies baru yang berbeda dari Malaysia dan Brunei" ungkap Wiratno.

Lanjut Dia, upaya penyelamatan ini kata Dia, juga bagian dari mewujudkan pembangunan berkelanjutan dalam konsep Cagar Biosfer Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu dimana tahun ini juga merupakan memperingati 50 tahun Man and Biosphere (MAB). 

Penandatangan PKS dilakukan oleh Bpk Ir. Arief Mahmud, M.Si. atas nama Balai Besar TaNa Bentarum dan Bpk Dr. Ir. Naresworo Nugroho, MS. atas nama Dekan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor University. 

Selain Perjanjian Kerja Sama, telah ditandantangani juga dokumen Rencana Pelaksanaan Program (RPP) dan Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) dari Perjanjian Kerja Sama tersebut sebagai dasar pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan.

"Kami mengharapkan di Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) dibangun lokasi untuk Monitoring Center agar data tetap bisa terupdate terus menerus, dan dapat meningkatkan status konservasi Lutung Sentarum" pungkas Puspa Kusuma Dewi sebagai Direktur Program TFCA Kalimantan.

Acara ini dilaksanakan secara offline maupun online, yang diikuti sebanyak kurang lebih 50 peserta yang terdiri dari UPT KSDAE, IPB, TFCA, mahasiswa dan para penggiat primata. (Rls/Hum/Bayu)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama