Bim Salabim...Si Untung Sulap Sampah Jadi Cuan

MenaraToday.Com - Batu Bara :

Masa pandemi covid-19 merupakan masa yang sangat berdampak bagi setiap orang. Mulai dari segi kesehatan, pendidikan, hingga perekonomian. Namun di masa pandemi ini pula kita dituntut untuk melahirkan ide-ide positif agar dapat berjuang dan bertahan.

Begitu halnya dengan Dedi Syaputra (36) alias Untung, warga Desa Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, yang selalu berambisi untuk membantu meningkatkan perekonomian warga di sekitarnya pada masa pandemi covid-19 ini.

"Saya ini sifatnya hanya membantu bang, membantu membukakan jalan bagi para Masyarakat untuk meningkatkan ekonominya. Apalagi sekarang ini masa pandemi covid-19 masa yang benar-benar sulit, sangat banyak orang yang butuhkan pekerjaan. Jadi kalau saya berprinsip, kita yang masih muda ini harus produktif dan mampu melahirkan ide untuk kemajuan diri kita sendiri maupun orang di sekitar kita," tegasnya saat diwawancarai Wartawan. Sabtu (28/8/2021).

Masa pandemi sama sekali tidak menjadi penghalang baginya dalam berkarya. Untung yang hanya berprofesi sebagai guru berusaha menyempatkan dirinya untuk melirik bidang peternakan.

Pria kelahiran tahun 1985 ini hanya bermodalkan aplikasi youtube untuk sarana belajarnya.

Untung pun mencoba beternak ayam petelur, bebek, lele, dan BSF. Ternak ini dijadikannya sebagai misi untuk membuka lapangan kerja.

"Awalnya ini saya cuma ternak ayam, bebek dan lele aja sih bang. Pelan-pelan saya belajar dari youtube tentang cara budidaya ternak ini. Awalnya saya mengalami kerugian, sebab ternak yang saya kelola ini sangat besar untuk biaya pakannya.

Namun hal ini tidak membuat saya menyerah, justru membuat saya termotivasi untuk berusaha mencari tahu bagaimana cara meminimalisirnya. Akhirnya dengan seringnya menggali informasi saya menemukan solusinya yaitu mengelolah pakan sendiri dengan cara ternak BSF (Black Soldier Fly) atau sering disebut Lalat Tentara Hitam.

Jadi BSF yang masih berbentuk ulat atau yang dikenal dengan Magot ini sangat berprotein tinggi dan sangat cocok untuk pakan ternak. Makanan Magot ini sendiri tidak sulit, karena makanannya adalah sampah atau limbah-limbah rumah tangga," jelas ayah 3 anak tersebut dengan wajah ceria.

Semakin berkembangnya usaha ternak tersebut, misi Untung membuat terobosan di masa pandemi covid-19 ini pun perlahan-lahan mulai tercapai. Satu persatu warga sekitar diajaknya untuk bekerja membantunya.

"Kemarin untuk diawal saya lebih mengutamakan pemuda yang bekerja membantu saya. Tujuan saya adalah mereka yang bekerja dengan saya ini sembari belajar. Dan ketika mereka sudah paham cara-caranya mereka dapat mendirikannya sendiri, sehingga bertambah banyaklah masyarakat yang terbantu untuk bekerja dan mencari rezeki. Seperti yang saya katakan diawal tadi bang tujuan saya adalah membantu Masyarakat artinya ketika bisnis ini sudah berjalan dan menghasilkan maka ini akan saya lepas dan percayakan ke anggota saya nantinya untuk dilanjutkan. Ketika ini nantinya sudah saya amanahkan maka tugas saya adalah mencari ide kembali untuk membuka lapangan kerja dari segi yang berbeda,"ujarnya.

Untung pun mengakui saat ini anggotanya sudah mencapai 25 orang.

"Sebenarnya sebelum menekuni ternak ini saya sudah terlebih dahulu mendirikan sekolahan. Awalnya yang hanya sebuah TK sekarang sudah bertambah lokal untuk SD. Ceritanya hampir sama bang, saya merintis dari nol dan ketika sudah berjalan maka saya amanahkan kepada anggota saya untuk melanjutkan dan mengelolanya. Alhamdulillah sekarang sekolah TK sudah berjalan dan sudah saya amanahkan begitu juga dengan sekolah SD, dan sekarang pegawai untuk di sekolah sudah sekitar 21 orang, sedangkan yang bekerja membantu saya fokus ke ternak sudah 4 orang dan ini pelan-pelan sudah mau saya lepas. Ketika nanti putaran ekonominya sudah capai target maka ini akan saya lepas," jelasnya.

Uniknya lagi, kreasi Untung di masa pandemi covid-19 ini pun terus berkembang. Baru-baru ini Untung mulai meresmikan pembuatan pelet untuk pakan ternak.

"Jadi kalau kita hanya jual Magot gitu aja kan banyak orang yang suka geli melihat bentuknya bang. Makanya saya berinovasi untuk mengelolanya menjadi berbentuk pelet. Jadi pelet yang saya buat ini berbahan dasar dari tepung dan Magot. Pelet ini nantinya akan saya pasarkan ke peternak lainnya. Apalagi di Batu Bara ini sangat banyak peternak saya yakin pasti banyaklah peminatnya. Saat ini saja tetangga sudah ada yang mencobanya dan Alhamdulillah ternak mereka suka dan menurut mereka ternak mereka gemuk setelah rutin mengkonsumsi pelet ini. Karena memang Magot ini proteinnya benar-benar tinggi, jadi tak heran jika ternak kita sehat apabila mengkonsumsinya," jelasnya dengan sumringah.

Mulai saat ini Untung juga berharap dan mengajak seluruh Masyarakat agar tidak pernah mengeluh dan menjadikan alasan pandemi covid-19 sebagai penghalang.

"Alhamdulillah keadaan ekonomi di masa pandemi covid-19 ini bisa saya lawan. Yakinlah saat mindset kita difokuskan kearah yang positif (berkarya) maka akan menghasilkan suatu karya yang positif.

Dan sekarang ayolah kita sama-sama kelola sampah dengan baik, salah satu contohnya ialah ternak Magot ini. Karena Magot adalah hewan pelebur sampah yang serba manfaat. Sudah saatnya kita bangkit. Mulai sekarang jangan pernah mengeluh dengan sampah, tapi ubahlah sampah itu menjadi sumber penghasilan. Mari kita tingkatkan terus inovasi dimasa pandemi ini. Saya pribadi siap membantu jika ada rekan-rekan yang ingin belajar. Besar harapan saya agar teman-teman di luar sana mau belajar, biar kita sama-sama mengurangi polusi sampah dilingkungan kita," pesannya. (Dwi)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama