 |
| Stasiuan Kereta Api Labuan Saat ini. Sabtu (08/01/22). |
MENARATODAY.COM, Labuan - Menyikapi akan dilanjutkannya studi kelayakan dalam rangka reaktivasi jalur kereta api Rangkas-Labuan pada tahun ini, Salah satu warga labuan yang memang rumahnya terdampak Bambang (45) mengatakan, sudah mengetahui perihal reaktivasi, namun dirinya mengaku belum mendapat surat pemberitahun secara resmi dari PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) untuk pindah.
"Untuk reaktivasi saya sudah tahu dari tahun kemarin, untuk surat pemberitahuan saya sendiri belum dapat, tapi info dari temen didesa sukamaju dan juga rancatereup mereka sudah dapat suratnya," tuturnya. Sabtu (08/01/22)
Bambang menuturkan, disekitar tempat tinggalnya ada 500 KK lebih yang akan kena dampak dari reaktivasi ini, itu tersebar di empat kampung dengan desa yang berbeda, Yakni kampung kadu jami, kademangan, kanyere yang masuk ke desa cigondang, kampung baru dan sebagian kampung karabohong yanh masuk ke desa labuan kecamatan labuan, kabupaten pandeglang, banten.
"Kalau memang bener jadi dilanjutkan tahun ini untuk studi kelayakannya, lumayan banyak yang akan terdampak 500 KK lebih lah," jelasnya.
Terkait santunan, kata Bambang, dirinya sendiri tidak mengharapkan adanya ganti untung atau uang kerohanian, dirinya hanya berharap PT KAI dan pemerintah menyediakan lahan yang baik bagi warga terdampak jika memang harus direlokasi.
"Kami tidak terlalu berharap adanya ganti untung, namun kami sangat mengharapkan lokasi relokasi yang nyaman dan aman," ungkapnya.
Bambang juga mengucapkan terima kasih kepada PT KAI karena sudah membiarkan warga menempati jalur kereta api selama ini tanpa ada gangguan apapun.
"Warga pertama kali menempati lahan disini sekitar tahun 1995-an, saya sendiri ditahun 2002, kami sangat berterima kasih sekali kepada PT KAI dan juga pemerintah karena selama belasan tahun kami dibiarkan menempati dan hidup hingga beranak pinak dilahan milik mereka dengan aman dan nyaman," ucapnya. (la)