Asosiasi Peduli Petani Kelapa Sawit Pardomuan (APPKSP) Kecamatan Angkola Selatan Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara menyampaikan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait jeritan para petani sawit khususnya di Kabupaten Tapanuli Selatan.
Surat terbuka tertanggal 29 Juni 2022 tersebut, Asosiasi Peduli Petani Kelapa Sawit Pardomuan (APPKSP) Kecamatan Angkola Selatan menyampaikan 5 point kepada presiden Republik Indonesia yaitu,
1. Memohon kepada Presiden kiranya jeritan dan tangis petani kelapa sawit yang mencekam ini segera diperhatikan
2. Agar kiranya Bapak Presiden mencabut DMP, DPO serta MO, karena pada hakikatnya hal ini tidak ada ubahnya dengan melarang ekspor kelapa sawit. Dikarenakan biaya beban tersebut menjadi perlambatan daripada ekspor CPO dan turunannya.
3. Supaya kiranya Bapak Presiden dan Wakil Presiden sebagai Pimpinan Negara ini untuk segera menertibkan peraturan percepatan dan mempermudah prosedural eksportir.
4. Meminta agar oknum-oknum mafia harga sawit dan minyak goreng dalam negeri yang bermain-main agar segera dituntaskan.
5. Harapan kami kiranya harga pupu pada petani kembali normal/turun yang penyesuaiannnya pada harga TBS (Tandan Buah Segar).
Ketua APPKSP (Asosiasi Peduli Petani Kelapa Sawit Pardomuan) Chrissostomus Zebua didampingi sekretaris dan bendahara mengatakan harga TBS dua bulan terakhir sebelum ekspor tutup mencapai Rp3400 - Rp3500. Tetapi sekarang mengalami penurunan harga menjadi Rp1030.
Kemudian harga pupuk pestisida mengalami kenaikan hampir mencapai 100%. Pestisida dari harga Rp60.000 naik menjadi Rp110.000. Harga pupuk subsidi urea dari Rp110.000 kini menjadi Rp250.000,
Dengan adanya surat terbuka kami ini, termasuk juga mewakili seluruh petani kelapa sawit Indonesia mengharapkan kiranya Presiden dan Wakil Presiden segera merubah situasional perekonomian demi mewujudkan cita-cita bangsa yang mensejahterakan rakyat Indonesia, cetus mereka.(Adi)