MenaraToday.Com - Labura :
Pembuatan pupuk organik dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) adalah langkah inovatif untuk mendukung tata kelola sawit yang ramah lingkungan di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Sumatera Utara, Aek Kanopan (13/12/24).
Melalui program Sustainable Farming in Tropical Asian Landscapes (SFITAL), bekerja sama dengan berbagai pihak, Pemerintah Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara, Rainforest Alliance, Masyarakat Agroforestri Indonesia (MAFI) dan beberapa perusahaan sawit yang terkoneksi dengan tujuh desa percontohan SFITAL, untuk mengembangkan model bisnis pupuk organik berbasis TKKS.
Endri Martini, Peneliti Ahli Agroforestri, CIFOR-ICRAF Program Indonesia menyampaikan, “Pupuk organik TKKS, dengan kandungan nitrogen yang lebih tinggi, berpotensi tidak hanya meningkatkan kualitas tanah, tetapi juga meningkatkan produktivitas pertanian, membuka peluang usaha baru bagi petani dan kelompok tani, sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan.”
Inisiasi dan inovatif ini bermula pada sulitnya akses petani terhadap pupuk dan tersedianya cukup banyak bahan baku limbah tandan kosong. Untuk itu membangun kemitraan ini cukup krusial bersama para pihak, sehingga kemitraan ini terbentuk dan berkelanjutan meski Program SFITAL telah berakhir."Ucapnya.
Untuk itu pada tanggal 13 Desember 2024, program SFITAL bersama Pemerintah Daerah Labura menyelenggarakan lokakarya bertajuk “Membangun Kemitraan Pengembangan Usaha Pupuk Organik Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) di Kabupaten Labuhanbatu Utara” untuk membahas potensi pengembangan pupuk organik berbasis tandan kosong kelapa sawit (TKKS) di Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Kegiatan ini bertujuan mendorong kemitraan antara pemerintah, petani, dan sektor swasta guna mengoptimalkan limbah sawit sebagai sumber daya bernilai ekonomi dan ekologis."Ujar Endri
Sementara itu, Kadis Pertanian Labura Drh.Sudarija, MM menjelaskan dalam mendukung tata kelola kelapa sawit berkelanjutan, SFITAL telah menjalankan kegiatan piloting di 7 desa percontohan, berdasarkan SK Bupati Nomor 500.8/617/Diperta/RAD-KSB//IX/2023. Berbagai kajian juga telah dilakukan bersama PT. RPN yang menunjukkan TKKS memiliki kandungan makronutrien tinggi yang lebih unggul dibandingkan limbah sawit lainnya. Kegiatan di 7 desa ini mencakup pelatihan pengelolaan kebun sawit, mengembangkan kebun belajar intercropping, sekaligus kemitraan untuk usaha pupuk organik berbasis tandan kosong kelapa sawit (TKKS)."Papar Kadis
Selain itu, Lanjut Kadistan pengembangan pupuk organik TKKS ini merupakan langkah inovatif yang digagas ICRAF melalui SFITAL, untuk mengatasi tantangan kelangkaan dan mahalnya pupuk kimia. Kami berharap tujuh desa percontohan SFITAL kini menjadi model pengembangan pupuk organik yang diharapkan dapat direplikasi di desa-desa lain,”
Program SFITAL yang dilaksanakan sejak tahun 2022 di Kabupaten Labuhanbatu UtaraLabura mendapatkan dukungan penuh dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPEDDA), dan terus berupaya menjalin kerja sama yang berkelanjutan, terutama dalam sektor pertanian dan perkebunan, untuk mengembangkan potensi yang ada."Terang Kadis yang dikenal Ramah tersebut.
Kepala Bappeda, Muhammad Asril, S.Sos. dalam arahannya menyampaikan, “Dengan dukungan kolaborasi beberapa Perusahaan Swasta di Labura, dapat mempercepat kemajuan daerah. Dampak lingkungan menjadi fokus utama dari kemitraan ini, dan ke depan, Labura juga ingin mendorong hilirisasi sebagai bagian dari pembangunan daerah. Program ini diharapkan menjadi model pengelolaan sawit yang ramah lingkungan, mendukung ketahanan pangan, dan menguntungkan secara ekonomi. Sebagai bentuk komitmen, kami akan memasukkan inisiatif ini ke dalam RPJMD Labura.”
Inisiasi kemitraan TKKS yang digagas oleh ICRAF bersama Pemerintah Daerah ini juga disambut baik oleh Perwakilan Perusahaan swasta, Ganda Sitorus dari PT Grahadura Leidong Prima (GLP), Bakrie Group. “Perusahaan juga bertanggung jawab atas tanggung jawab sosial, sementara petani memanfaatkan lahan untuk kesejahteraan dan investasi jangka panjang. Dengan prinsip transparansi, komunikasi, dan sosialisasi, kolaborasi dapat menciptakan stabilitas ekonomi, meningkatkan pendapatan daerah, dan mewujudkan keberlanjutan sosial-ekonomi,” tambahnya.
Lokakarya ini juga menghadirkan perwakilan Kepala Desa percontohan SFITAL, yaitu H Yusuf dari Desa Bandar Selamat dan Ibu Tiana dari Desa Terang Bulan, untuk ikut dalam diskusi dan menyampaikan pendapat serta aspirasi sesuai dengan harapan kelompok tani lainnya.
“Kita berharap kegiatan lokakarya ini mampu menggali potensi kemitraan dari berbagai pihak yang dapat diterapkan di seluruh elemen Kabupaten Labuhanbatu Utara, khususnya di tujuh desa percontohan.
Dengan menyepakati pola-pola kemitraan dan mengidentifikasi rencana tindak lanjut, kami optimis inisiatif ini dapat meningkatkan potensi daerah, terutama pemanfaatan TKKS yang melimpah di Labura, dapat diwujudkan melalui kerja sama yang solid dan berkelanjutan,” Ujar Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan H. Muhammad Ikhwan Lubis, S.T., M.T. (Greg)