Dalih Beri Santunan, Oknum Guru P3K Di Pandeglang Cabuli Anak Yatim Hingga 4 Kali

MenaraToday.Com - Pandeglang : 

Seorang anak yatim yang juga siswi Sekolah Dasar di Kecamatan Angsana, Kabupaten Pandeglang, Banten diduga menjadi korban pencabulan sebanyak 4 kali yang dilakukan oleh seorang oknum Guru Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (P3K) berinisial S.

Kepada awak media, korban mengaku bahwa dirinya sedih dan takut atas kejadian yang dialaminya, ia juga mengatakan dirinya tidak sadar jika pelaku berniat bertindak tidak senonoh terhadap dirinya.  

" Awalnya dia cuma cium-cium dan bilang sayang layaknya orang tua kepada anaknya. Karena kebetulan saya tidak punya bapak karena bapak saya sudah meninggal dunia 2 tahun yang lalu, sementara ibu saya bekerja di Serang" ujar korban, Rabu (8/1/2025)

Korban juga menjelaskan, pelaku sering memanggil dirinya untuk datang ke rumahnya yang kebetulan berdekatan dengan tempat tinggal korban, dengan dalih memberi uang santunan anak yatim.

"Pak itu sebelumnya disetiap hari jumat sering manggil saya kerumahnya untuk menanyakan kabar dan bahkan memberi saya uang dengan alasan santunan anak yatim, tapi belakangan perlakunnya membuat saya takut dan gak tau harus gimana, kemudian dia malah nyuruh saya buka baju sambil meraba-raba bagian sensitif, saya pun berontak dan langsung lari ke rumah, minta saudara telfon mamah," ungkapnya.

Sementara itu, IS (40), ibu kandung korban membenarkan kejadian yang dialami oleh anaknya tersebut. 

"Benar, anak saya mengalami pelecehan seksual atau perbuatan asusila yang dilakukan oleh oknum guru yang merupakan tetangga rumah kami dan pelaku juga mengakuinya bahkan sudah meminta maaf secara pribadi," ucapnya.

IS menuturkan, awalnya dirinya syok ketika mengetahui anaknya diperlakukan tak senonoh oleh pelaku yang juga tetangganya tersebut. 

"Awalnya saya kaget ketika menerima telpon dari keluarga dan keluhan anak sambil menangis seperti ketakutan dan trauma atas perilaku oknum guru yang mesum. Adanya kejadian ini, waya hanya bisa bersedih karena keterbatasan keluarga, ayahnya kan sudah tidak ada sekitar 2 Tahun lalu makanya saya pergi bekerja ke kota untuk mencari nafkah agar bisa bertahan hidup dan biar anak saya mendapatkan pendidikan yang layak tapi ternyata kenyataannya seperti itu," ucapnya lirih.

Sebagai ibu, masih kata IS, dirinya tidak menerima perlakuan pelaku namun apalah daya hanya bisa berdoa dan berharap keadilan itu ada bagi anaknya.

"Jelas saya syok dan saya tidak terima tapi apalah daya walaupun dalam hati saya berdoa mudah-mudahan keadilan itu ada dan jangan sampai ada korban berikutnya karena menurut penuturan anak saya tidak cuma dia, ada juga temannya yang di gerepe-gerepe oleh si oknum guru tersebut," ucapnya.

Ditempat terpisah, Nana Sujana, Ketua Umum Jaringan Aspirasi Masyarakat (JAM-P) Banten,  mengutuk perbuatan pelaku dan meminta kepada dinas pendidikan pemuda dan olahraga (Disdikpora) Kabupaten Pandeglang, aparat penegak hukum Unit perlindungan anak dan perempuan Polres Pandeglang untuk memberikan keadilan kepada korban dan mengadili terduga pelaku.

"Kami menerima informasi adanya dugaan pelaku bagi-bagi uang untuk upaya agar kasus ini tidak ada yang menyikapi dan mengedar luaskan kepada publik agar dirinya tidak dijerat hukum sesuai perundang-undangan yang berlaku di negara Republik Indonesia," pungkasnya. (Ila(

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama