MenaraToday.Com - Pandeglang :
Bantuan Sosial (Bansos) tahap I tahun 2025 di Kabupaten Pandeglang dicairkan menjelang bulan suci ramadhan. Keluarga penerima manfaat (KPM) pun sumringah. Namun sayang, proses pencairan ini diwarnai dengan adanya dugaan pungli dibalik pencairan bantuan khusus warga miskin ini yang dilakukan oleh oknum rukun tetangga (RT) dengan mencatut nama salah satu staff kantor Desa Labuan.
Salah satu KPM yang enggan disebutkan namanya mengatakan, dirinya sudah sering dimintai uang oleh oknum RT tersebut setiap kali ada pencairan bansos.
"Sebenernya udah sering diminta uang sama orang itu, awalnya saya gak ngasih karena saya fikir ini kan bantuan dari pemerintah kalaupun saya mau ngasih ya terserah saya mau ngasih berapa-berapanya," ungkapnya kepada tim MenaraToday.com. Rabu (26/2/2025).
Dia menyebut, dirinya sempat memberi uang sebesar Rp. 25 ribu namun terkesan ada ke tidakterimaan yang terwujud dalam ekspresi wajah oknum tersebut.
"Pernah juga ngasih ke dia 25 rebu tapi mukanya kayak yang gak nerima gitu dikasih segitu sama saya, terus harus ngasih berapa kan saya juga dapat ngasih pemerintah," ujarnya.
Lanjutnya, dalam pencairan bansos tahap I ini oknum tersebut meminta uang sebesar Rp. 50 ribu dengan dalih untuk dibagi ke staf desa.
"Diminta ini juga Rp. 50 ribu, alasannya untuk dibagi sama Rio orang desa katanya," ungkapnya.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi terkait hal ini, Rio Vinsa Akbar, Kepala seksi kesejahteraan (Kasie Kesra) Desa Labuan, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, mengaku bahwa dirinya tidak tahu menahu soal itu.
"Waduh info dari mana itu? bawa-bawa nama desa. Selama ini gak ada sih, ja bilangnya biasa tea itu babagi milik kata KPM nya," jelas Rio.
Ia menyebut, pihak desa saat pencairan pada Desember 2024 lalu sudah melakukan briefing kepada para RW, dengan tujuan agar tidak terjadi tindak pungli di Desa Labuan.
"Malah sudah di kumpulkan RW nya dari pencairan tahap Desember kemarin, terkait banyaknya pemberitaan pungli, sudah di himbau juga dan ditekankan ke RW nya jangan sampai di Desa Labuan terjadi seperti itu," tuturnya.
Namun, Rio menyampaikan, memang ada saja perangkat Desa yang memberinya rokok dengan dalih bahwa itu pemberian dari KPM.
"Memang suka ada yang ngasih gitu ke Rio, rokok-rokok mah cuman kan sama Rio di pertegas lagi, dari mana ini? takutnya ngejual-jual nama Rio, tapi mereka bilang ini pemberian dari KPM," tandasnya.
Menurutnya, KPM yang baik sebetulnya tidak perlu diminta apalagi terkesan ada pungli mereka akan memberi dengan sendirinya tanpa harus diminta.
"Padahal KPM yang baik gak perlu diminta nanti juga mereka ngasih sendiri tanpa harus ada paksaan apalagi sampe mencatut nama orang lain," terangnya.
Jika dirinya berbohong, Rio pun bersumpah, tidak bisa berjalan seperti biasanya.
"Kalau saya berbohong pokoknya saya gak bisa jalan lagi kalau memang saya pernah meminta ke KPM penerima bansos, besar enggak nilainya, yang ada saya gak enak makan, gak enak tidur, gak enak pemikiran, siapa sih oknumnya? Biar gak jadi kebiasaan nantinya," pungkasnya. (Ila)