Gali Budaya Sunda, Ratusan Mahasiswa Sastra Unpad KKL Di Kecamatan Labuan

MenaraToday.Com - Pandeglang :

Sebanyak 200 Mahasiswa Program Studi Sastra Sunda Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran (Unpad) melakukan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di wilayah Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten. Kegiatan ini bertujuan memindahkan proses pembelajaran dari ruang kelas ke masyarakat langsung untuk menggali kekayaan bahasa dan budaya lokal yang sangat beragam.

Dr. Teddi Muhtadin M.Hum., koordinator program menyatakan, para mahasiswa yang melakukan KKL di Kecamatan Labuan tidak hanya dari Fakultas Ilmu Budaya Unpad, tetapi kolaborasi dari perguruan tinggi lain, yakni mahasiswa Prodi Sastra Minang, Universitas Andalas Padang dan mahasiswa dari Tiongkok.

"Para peserta ini tidak hanya mahasiswa unpad saja melainkan ada yang dari Universitas Andalas, Padang sebanyak 2 orang dan juga 1 Mahasiswa dari Tiongkok, China," kata Dr. Teddi Muhtadin M.Hum., koordinator program. Rabu (15/4/2025). 

Teddi menjelaskan, KKL ini fokus pada pendalaman bahasa Sunda dan budaya Banten melalui pengamatan langsung terhadap bahasa dan sastra tradisional yang masih hidup di masyarakat. Selain itu, mahasiswa juga mencatat kesenian dan berbagai kegiatan kebudayaan setempat sebagai upaya pelestarian menghadapi modernisasi.

"Kegiatan ini melibatkan sekitar 200 mahasiswa dari tiga angkatan berbeda (semester 2, 4, 6), dibagi menjadi 18 kelompok kecil. Setiap kelompok didampingi oleh dosen pembimbing lapangan dari Program Studi Sastra Sunda Unpad," ujarnya.

Teddi menjelaskan, lokasi KKL berada di Kecamatan Labuan yang mana merupakan sebuah daerah unik di Provinsi Banten yang memiliki kekayaan budaya berbeda dibandingkan daerah lain, seperti Bandung dan Baduy yang pernah menjadi lokasi penelitian sebelumnya.

"Kegiatan berlangsung selama 3 hari (16, 17, 18 April 2025) Rabu s.d. Jumat untuk menggali informasi lebih luas tentang kebudayaan lokal. Tujuan utama KKL adalah untuk mendorong mahasiswa belajar secara langsung dari masyarakat agar dapat memahami bagaimana bahasa Sunda digunakan dalam kehidupan sehari-hari serta mendokumentasikan dialog-dialog khas masyarakat Labuan, apakah mereka masih menggunakan bahasa Sunda atau sudah tercampur dengan bahasa lain. Hal ini penting sebagai bahan arsip digital kebudayaan agar tidak hilang tergerus zaman modern.

Selama KKL, lanjut Teddi, Mahasiswa dibagi per kelompok kecil yang akan ditempatkan di 9 desa yang berada di Kecamatan Labuan, sehingga bisa melakukan observasi mendalam sekaligus membangun hubungan baik dengan warga setempat. 

"Data hasil pengamatan akan disimpan di Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda Unpad untuk dijadikan sumber belajar bagi generasi berikutnya maupun penelitian lanjutan," jelasnya.

Dr. Teddi menambahkan, selain fokus pada aspek bahasa dan sastra Sunda, pihaknya juga membuka peluang riset terkait destinasi wisata budaya guna memperkaya wawasan mahasiswa tentang keberagaman kultural Indonesia secara nasional.

"Para mahasiswa nantinya tidak hanya berfokus pada bahasa dan sastra sunda saja melainkan juga kemungkinan melakukan riset terkait destinasi wisata budaya," tandasnya. (ILA)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama