Ratusan Kapal Nelayan Tak Masuk PAD, Pengelola TPI Minta Dinas Terkait Bertindak

MenaraToday.Com - Pandeglang :

Sebanyak 700 kapal ikan di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, yang terdata hanya sekitar 100 kapal yang menjual hasil tangkapannya ke tempat pelelangan ikan (TPI). Sementara sisanya, tak jelas menjual kemana. Hal itupun dipertanyakan oleh pengelola TPI di Kecamatan Labuan.

Uwied Muftiwidya, Manager TPI 2 mengatakan, jumlah kapal nelayan yang ada di Labuan ini ada 700 unit, namun yang masuk tidak lebih dari 100 kapal.

"Gak semua masuk TPI ketika menjual hasil tangkapannya, dari 700 kapal nelayan yang terdata hanya sekitaran 100 kapal saja yang masuk TPI, sisanya kemana ngejualnya?," kata Uwied Muftiwidya. Selasa (30/4/2025).

Uwied menuturkan, seharusnya pihak dinas terkait berupaya agar bagaimana caranya kapal-kapal tersebut mau masuk ke TPI.

"Ini tugas dinas terkait untuk memikirkan agar bagaimana caranya para pemilik kapal ikan itu mau menjual hasil tangkapannya ke TPI bukan di luaran," ujarnya.

Ditempat lain, Eman, Mantan Manajer TPI 1 Teluk, Labuan, menambahkan, ketika saya ngelola waktu itu sistemnya bayar 50%.

"Waktu jaman saya, itu nelayan datang saya bayarin setengah ya.. sisa nya besok, tapi kalau sekarang infonya sih yang didapat dari nelayan, payang kalau datang di bayar nya 4 hari kemudian," ungkapnya.

Ditempat berbeda, Asep Sulaeman, SE.MM, Kepala Balai Pelabuhan Perikanan Pantai (BP3) Labuan, menjelaskan, berdasarkan informasi yang diperoleh dari beberapa nelayan dan pemilik kapal, bahwa persoalan banyaknya kapal nelayan yang tidak menjual hasil tangkapannya ke TPI dikarenakan berbagai faktor, salah satunya sistem pembayaran.

"Jadi TPI di QT itu menurut informasi terkendala sistem pembayaran, misal dijual hari ini dibayarnya oleh TPI itu beberapa hari kemudian, sementara para nelayan dan pemilik kapal harus punya modal untuk berangkat lagi besok paginya, mungkin itu," jelasnya.

Asep menuturkan, selama dirinya bertugas tidak melihat adanya proses bongkar muat disekitar pelabuhan.

"Bongkar muatnya pun gak ada, gak tau dimana mereka bongkar muat hasil tangkapannya jadi kita juga bingung padahal salah satu fungsi pelabuhan ini kan adanya aktivitas bongkar muat barang, tapi gak ada...ada pun itu hanya beberapa kapal saja didepan TPI 1, jarang-jarang itu juga mungkin efek rusaknya sandaran buat kapalnya kali ya," ujarnya.

Nah, lanjut Asep, berbicara pelabuhan seharusnya ini steril dan jauh dari permukiman warga seperti halnya pelabuhan ratu.

"Disana pelabuhannya jauh dari lingkungan warga, tidak ada aktivitas wara wiri warga atau tukang becak yang mengangkut BBM jadi khusus aktivitas pelabuhan dan bongkar muat barang saja, harusnya disini juga seperti itu...pertanyaannya kapan pelabuhan akan dibangun, isunya udah lama kan itu," ucapnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Perikanan (Diskan) Pandeglang Onah Juanda, ketika dikonfirmasi tak memberikan penjelasan apapun terkait hal itu. 

"Sedang ada tamu, BPK," jawabnya singkat. (ILA)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama