MenaraToday.Com - Pandeglang :
,Dinilai mengganggu aktivitas siswa sekolah Muhammadiyah Labuan, Forum Organisasi Masyarakat dan Aktivis Labuan (FORMALA) soroti ratusan kendaraan yang diduga milik para calon pekerja RSUD Labuan yang tengah mengikuti masa orientasi sejak Jum'at (2/5/2025), yang memenuhi halaman sekolah milik Yayasan Muhammadiyah Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, tepat berada di belakang samping rumah sakit.
Asdo, dari Forum Organisasi Masyarakat dan Aktivis Labuan (FORMALA) mengatakan, kondisi tersebut cukup mengganggu aktivitas sekolah, mengingat kendaraan yang terparkir cukup banyak.
"Sangat, sangat menganggu, ini kan lingkungan sekolah, ada masjid juga yang biasa dipake shalat berjamaah apalagi kemarin waktu hari Jum'at menggangu sekali," kata Asdo, yang juga merupakan warga Muhammadiyah kepada tim menaratoday.com. Sabtu (3/5/2025).
Ia menuturkan, sebagai salah satu warga Muhammadiyah dirinya meminta penjelasan dari pihak RSUD maupun pengurus yayasan terkait hal tersebut.
"Kami tidak faham, apakah ini sebelumnya ada transaksional atau seperti apa? Apakah disewakan atau bagaimana, yang jelas kami tidak tahu menahu bahkan kepala yayasan pun ketika saya telfon gak diangkat-angkat," ujarnya.
Terkait hal itu, Asdo meminta kepada pihak RSUD Labuan, sebaiknya menyiapkan fasilitas parkir, mengingat tidak lama lagi rumah sakit akan segera dibuka akhir Mei.
"Sampai kapan kondisi ini berlangsung? Sebaiknya pihak rumah sakit menyiapkan parkir dulu apalagi menurut info yang saya dapat tanggal 27 Mei ini akan dilaunching, kalau lahan parkirnya gak ada dimana nanti pasien naro kendaraannya?," tanya Asdo.
Ia menambahkan, hingga saat ini persoalan lahan parkir belum ada kejelasan dari pihak RSUD Labuan padahal 2 tahun lalu, sudah ada pembicaraan terkait hal tersebut.
"Udah pernah dibahas dua tahun lalu di gedung PGRI, semuanya pada hadir termasuk warga yang rumahnya terdampak gusuran, ada sekitar 8.000 meter lahan warga yang akan dipakai parkir RSUD, tapi entah kenapa sampe sekarang belum ada kejelasan juga terkait hal itu," jelasnya.
Ia menyebut, ada sekitar 40 kepala keluarga (KK) yang rumahnya akan terpakai lahan parkir RSUD, namun memang tidak ada penjelasan apa saja kriterianya.
"Jadi memang sudah pernah ada pertemuan, tapi warga yang terdampak gusuran tidak dijelaskan terkait pembayaran, misal soal kriteria rumah yang permanen, non permanen atau semi permanen dihargai berapa? Dan lain sebagainya...karena itu kan lahan milik pribadi sudah SHM semua mereka," ungkapnya.
Asdo berharap, semoga pihak RSUD Labuan segera merespon persoalan ini dan segera menentukan sikap atas ketersediaan lahan parkir.
"Demi kenyamanan bersama, kami sebagai aktivis juga warga menginginkan pihak RSUD berbicara dan menyikapi dengan segera persoalan parkir ini," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Yayasan Muhammadiyah Kecamatan Labuan menjelaskan, bahwa dirinya menunggu kejelasan dari pihak RSUD Labuan keterkaitan dengan pemanfaatan lahan yang digunakan sebagai tempat parkir kendaraan para pegawai.
"Kami sangat menunggu dari pihak RSUD untuk pemanfaatan lahan parkir agar kami bisa mengantisipasi, hanya disayangkan selama ini belum ada yang konfirmasi," terangnya.
Sanwani menegaskan, pihaknya akan melakukan penutupan akses parkir jika tak kesepakatan terkait hal tersebut, karena mengganggu aktivitas belajar.
"Sebelum ada kesepakatan bersama, mungkin akan kami tutup dulu akses parkir karena mengganggu aktivitas belajar siswa dan jamaah di saat ada pengajian bersama," pungkasnya. (ILA)