DPW PWI LS Banten Rumuskan Struktur DPD Pandeglang Masa Bakti 2025-2030

MenaraToday.Com - Pandeglang : 

Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Perjuangan Walisongo Indonesia  Laskar Sabilillah (DPW PWI LS) Provinsi Banten menggelar musyawarah guna merumuskan struktur atau kepengurusan DPD PWI LS Pandeglang masa bakti tahun 2025 - 2030, pada Selasa (27/4/2025).

Turut hadir, Pengurus Pusat, Dr. KH Yusuf Almubarok, SH dan Gus Aziz Jazuli, Lc, MH. Sekjen DPW PWI LS Prov.Banten. Acara tersebut dihadiri sekitar 70 Orang dari perwakilan 35 kecamatan se Kabupaten Pandeglang.

Tubagus Erif Rifjan Almubarok, Ketua terpilih DPD PWI LS Pandeglang, mengatakan, PWI LS Pandeglang harus hadir di Masyarakat sebagai penyeimbang dan memberikan edukasi, karena oknum habib dan para muhibin sering kali diduga memprovokasi, membuat pernyataan-pernyataan yang menyesatkan, dimana setiap dakwahnya membohongi Masyarakat yang dikhawatirkan akan mengganggu stabilitas negara.

"Kalau kami diam saja, kita semua akan berdosa, oleh karena itu mari kita stop dan meluruskan berikan pemahaman kepada  masyarakat yg benar sesuai ajaran Rasulullah, mereka sudah menyesatkan dan merusak Aqidah, Kami Bangsa Indonesia cinta damai, dan hidup selalu berdampingan saling menghormati walau kita beraneka ragam, suku, agama, ras, dan adat," kata Tb Erif Rifjan Almubarok, Ketua terpilih DPD PWI LS Pandeglang. Kamis (1/5/2025).

Erif menambahkan, PWI LS Pandeglang siap mendukung pemerintah menciptakan kedamaian, keamanan dilingkungan masyarakat dengan berkoordinasi bersama Polri, TNI juga RT/RW masing-masing.

"Kami sebagai pengurus PWI LS Pandeglang siaap mendukung, semoga bangsa dan negara Indonesia tercinta ini akan lebih maju dibawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, damai, aman, serta  sejahtera, terhindar dari bentuk penjajahan apapun," tuturnya.

Dr. KH Yusuf Almubarok, SH, Dewan Pimpinan Pusat PWI LS mengucapkan selamat kepada pengurus DPD PWI LS  Pandeglang yang telah terbentuk dan menyampaikan salam juga petunjuk dari Ketua Umum PWI LS,  Dr. KH Sayyid Gus Abbas.

"Kita wajib percaya pada Ahlul bait, dan menghormati keturunan Nabi besar Muhammad SAW (bukan habaib), serta siapapun yang tidak merusak syariat Agama dan tidak mengganggu kedaulatan NKRI," ujarnya.

KH. Yusuf menjelaskan, semua boleh berbeda pendapat, namun tidak boleh emosi apalagi menggunakan argumentasi sentimen. 

"Tesis atau kajian ilmiah boleh berbeda, tetapi ada ilmu yang tidak bisa dinafikan, salah satunya yaitu tes DNA. Didalam tes DNA itu merupakan paten akan ketahuan, apakah Dzuriyyah Nabi, atau bukan," 

Ditempat yang sama, Diar Mandala, Pembina DPD PWI LS Pandeglang menyarankan, untuk langsung bergerak memberikan edukasi ke Desa dan Kecamatan masing-masing agar polemik nasab atau fenomena ini tercerahkan.

"Setelah pulang dari musyawarah sekaligus pembekalan mengimbau mulai gass pool bergerak di daerah kecamatan dan desa masing-desa untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat terkait polemik nasab atau fenomena yang terjadi di negeri tercinta ini. Dengan cara, bekerja sama dengan aparat terkait, diharapkan masyarakat atau muhibin bisa terlepas dari doktrin dan penjajahan spiritual yang menyesatkan dari ajaran-ajaran yang merusak ketatanan adat ketimuran dan merusak syariat serta aqidah Islam," tandasnya. (ILA)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama