MenaraToday.Com - Pandeglang :
Tim SAR menghentikan operasi pencarian dan pertolongan terhadap Casmito (50), nelayan asal Teluk Labuan, Pandeglang, Banten, yang diduga tenggelam setelah kapalnya tertabrak tongkang di perairan Selat Sunda. Keputusan penghentian operasi pada hari kedua ini diambil lantaran cuaca ekstrem, dengan gelombang tinggi dan angin kencang yang mengancam keselamatan tim.
Kepala Seksi Operasi Pencarian Basarnas Banten, Rizki Dwianto, menjelaskan bahwa pencarian semula direncanakan di tiga zona dengan luas total 34.000 km² menggunakan empat kapal patroli. Namun, kondisi alam memaksa tim menarik diri.
"Kami mengutamakan keselamatan tim. Gelombang tinggi dan angin kencang membuat operasi terlalu berisiko," ujar Rizki, Sabtu (13/9/2025).
Nelayan setempat menyebut wilayah perairan tersebut memang kerap menjadi lokasi melaut bagi perahu kecil meski berisiko tinggi karena padatnya lalu lintas kapal besar.
Majid, nelayan asal Cilurah Carita, Pandeglang, mengungkapkan kapal 4 GT seperti milik Casmito biasanya beroperasi 10–15 mil dari pantai, namun sebagian nelayan mengejar ikan hingga 20 mil dan memasuki jalur internasional.
"Tanker batubara sering melintas di utara, mulai 15 mil ke atas. Jika nelayan istirahat tanpa lampu menyala, itu sangat berbahaya, terutama malam hari," jelasnya.
Ia menekankan pentingnya menyalakan lampu kapal setiap saat di laut.
"Saya selalu menyalakan lampu kapal hingga 12–20 mil. Ini untuk mencegah kecelakaan, terutama di jalur sibuk," tambahnya.
Menurut Majid, insiden yang menimpa Casmito kemungkinan terkait lampu kapal yang mati atau pelanggaran aturan pelayaran.
"Cuaca ekstrem dengan gelombang 2–3 meter di perairan Banten dalam beberapa hari terakhir juga membuat ratusan perahu memilih merapat di dermaga Teluk Labuan," tandasnya.
Sementara itu, keluarga Casmito masih menanti kabar, berharap operasi SAR bisa dilanjutkan setelah kondisi membaik.
Basarnas Banten menegaskan akan kembali melanjutkan pencarian begitu cuaca memungkinkan, meski tantangan alam tetap menjadi kendala utama. (ILA)