Tak Dilengkapi Air Minum, Warga Pandeglang Minta BGN Evaluasi SPPI dan Ahli Gizi Di Setiap SPPG MBG

MenaraToday.Com - Pandeglang : 

Sejumlah siswa SMAN 15 Pandeglang baru-baru ini menyampaikan keluhan sederhana, namun sarat makna: di balik menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mereka terima, tak tersedia air minum. 

Keluhan itu memantik reaksi warga, termasuk Mulya, warga Pandeglang yang menyoroti pentingnya air sebagai bagian tak terpisahkan dari gizi.

Menurut Mulya, air bukan sekadar pelengkap, melainkan salah satu unsur vital dalam pemenuhan gizi. 

“Unsur gizi itu ada protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan jangan lupa air. Kandungan air mungkin ada dalam sayur atau kuah, tapi inti dari kebutuhan tubuh adalah air mineral. Kalau air tidak disediakan, maka menurut saya konsep ‘bergizi gratis’ ini gagal,” ungkap Mulya. Kamis (25/9/2025). 

Mulya pun mendorong pihak Sekolah Penggerak Program Indonesia (SPPI) dan Badan Gizi Nasional untuk mengevaluasi para ahli gizi yang terlibat dalam penyusunan menu MBG. Ia menilai, penyusunan program harus mengkaji ulang apakah seluruh kebutuhan dasar tubuh benar-benar terpenuhi.

“Kalau hanya dijawab bahwa anak-anak bisa membawa air sendiri dari rumah, atau sekolah yang menyediakan, lalu apa arti kata ‘gratis’? Itu bukan lagi Makan Bergizi Gratis, tapi hanya Makan Bergizi,” tegasnya.

Lebih lanjut, Mulya menekankan bahwa penyediaan air mineral sebenarnya tidak membutuhkan biaya besar. 

“Harga segelas air mineral itu hanya 500 rupiah, bahkan seribu bisa dapat tiga kalau beli banyak. Dan gelas plastik bekasnya pun bisa dikumpulkan, dimanfaatkan oleh pemulung, ada perputaran ekonomi. Jadi ada nilai tambah juga,” ujarnya.

Keluhan siswa dan suara masyarakat ini menjadi refleksi penting: di balik jargon program bergizi, ada kebutuhan dasar yang kadang terlupakan. Bagi Mulya, air bukan sekadar minuman, melainkan hak dasar siswa untuk benar-benar merasakan arti gizi yang utuh.

Sebelumnya diberitakan,  salah seorang siswi SMAN 15 Pandeglang mengeluhkan ketiadaan air minum dalam menu makanan bergizi gratis yang diterimanya disekolah. 

“Enak sih menunya. Hari ini aja ada ayam, ada tahu balado, buah lengkeng. Tapi kita suka kabeheulan (tersedak) tiap makan MBG karena gak ada air minumnya,” celetuk Syifa, salah seorang siswi sambil tersenyum malu-malu.

Ungkapan Syifa diamini beberapa rekannya. Meski puas dengan menu yang disajikan, sebagian siswa merasa perlu adanya tambahan air minum atau susu untuk melengkapi santapan. Tanpa minuman, mereka mengaku kerap terburu-buru mencari air isi ulang atau menahan haus di tengah jam pelajaran.

Program MBG sendiri dirancang untuk mendukung gizi seimbang siswa sekolah, terutama di wilayah Pandeglang. Kehadiran menu sehat dan bervariasi ini mendapat apresiasi luas dari guru maupun orang tua murid, yang menilai anak-anak kini lebih bersemangat mengikuti pelajaran.

Namun, usulan kecil soal penyediaan air minum dari siswa seperti Syifa memberi catatan penting. Bagi mereka, satu gelas air putih atau susu di samping nasi dan lauk akan membuat pengalaman menikmati MBG semakin lengkap. (ILA)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama