MenaraToday.Com - Pandeglang :
Puluhan warga Desa Sindanglaya, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, Banten, menggelar aksi demonstrasi di halaman Kantor Kecamatan Pagelaran, pada Rabu (10/9/2025). Massa menyoroti sejumlah isu terkait keberadaan gudang PT Niagatama Kencana, mulai dari dampak lingkungan, proses rekrutmen tenaga kerja, hingga kompensasi bagi warga.
Menanggapi aksi tersebut, Kepala Desa Sindanglaya, Hidayat, menegaskan bahwa perusahaan telah mengikuti prosedur yang berlaku.
“Sebetulnya pihak perusahaan dalam hal ini PT Niagatama Kencana sudah memenuhi prosedur, mulai dari amdal, perizinan, rekrutmen yang masih berjalan tahap wawancara, dan dana kompensasi juga sudah diterima oleh warga,” ujar Hidayat saat dikonfirmasi, Kamis (11/9/2025).
Hidayat menambahkan, pihaknya akan memastikan keterlibatan warga lokal sebelum gudang beroperasi.
“Sebelum gudang itu diresmikan, saya pastikan dulu apakah anak-anak saya dipekerjakan atau tidak. Kalau ternyata tidak ada satupun yang diterima, maka saya sendiri yang akan membatalkan,” tegasnya.
Terkait kompensasi, Hidayat menjelaskan bahwa penerimanya hanya warga yang tinggal di sekitar lokasi gudang.
“Yang dapat kompensasi adalah warga RT 01, sebanyak 75 orang. Mereka juga sudah menyatakan dukungan terhadap keberadaan gudang. Kalau yang demo menuntut kompensasi se-Desa, itu jelas tidak mungkin,” katanya.
Sementara soal keluhan saluran air tersumbat, Hidayat menilai persoalan itu tidak terkait dengan pembangunan gudang.
“Itu memang sudah lama terjadi, bukan karena gudang,” jelasnya.
Hidayat menyebut pihaknya terbuka dengan usulan audiensi antara warga, perusahaan, dan pemerintah desa.
“Mengenai audiensi saya sangat mendukung. Kemarin juga sudah ada konfirmasi soal itu. Pada dasarnya saya siap, hanya saja saat ini sedang di luar kota,” pungkasnya.
Sebelumnya, aksi demo warga Sindanglaya tetap berlangsung meski diguyur hujan. Massa yang dikoordinatori Fahru menuntut transparansi perusahaan terkait rekrutmen tenaga kerja dan pembuangan limbah.
“Kami beberapa kali berupaya menyampaikan aspirasi, tapi selalu mentok. Pihak perusahaan terkesan mengabaikan, padahal kami ini warga Sindanglaya, bukan orang luar,” tegas Fahru dalam orasinya. (ILA)
