MenaraToday.Com - Pandeglang :
Sebuah tanda tanya besar kini bergulir di kalangan petani Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten. Bantuan alat mesin pertanian (alsintan) jenis Combine Harvester yang seharusnya diterima oleh Kelompok Tani (Poktan) Bangun Tani Dua, justru diambil oleh pihak yang bukan pengurus maupun anggota kelompok tersebut.
Ketua Poktan Bangun Tani Dua saat ini, H. A. Rohman, mengaku tidak mengetahui secara pasti kapan dan siapa yang mengambil alsintan bantuan tersebut di Desa Caringin, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten.
“Saya tidak tahu hari dan tanggal pengambilan. Karena yang mengambil bukan saya, tapi pihak lain, yaitu Rasna,” ujar Rohman saat ditemui di kediamannya, pada Senin (27/10/2025).
Sebelumnya, jabatan Ketua Poktan Bangun Tani Dua dipegang oleh Ujang Saepudin, yang kini menjabat sebagai Sekretaris Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten.
“Kalau proposal pengajuan bantuan itu masih atas nama saya, tapi ketika bantuan Combine mau direalisasikan, saya sudah digantikan oleh Pak Rohman,” jelas Ujang pada hari yang sama.
Namun yang membuat keadaan semakin janggal adalah munculnya nama Rasna dalam proses pengambilan combine tersebut.
Menurut Ujang, Rasna bukan anggota Poktan Bangun Tani Dua.
“Rasna bukan anggota kelompok kami. Tapi anehnya, dia yang justru mengambil Combine itu,” tegas Ujang.
Hal senada diungkapkan Rohman, yang membenarkan bahwa combine tersebut kini berada di tangan Rasna. Sayangnya, hingga berita ini dirilis, Rasna belum dapat dimintai keterangan. Wartawan telah berupaya menghubungi dan menelusuri keberadaannya, namun belum berhasil menemui yang bersangkutan.
Ketiadaan surat kuasa, persetujuan dari pengurus Poktan, maupun berita acara resmi dalam proses pengambilan alat tersebut menimbulkan banyak pertanyaan. Bagaimana mungkin sebuah alat pertanian bantuan pemerintah bisa berpindah tangan tanpa mekanisme resmi?
Beberapa pihak menduga ada kelalaian atau permainan dalam proses penyaluran bantuan tersebut, terutama dari pihak internal Dinas Pertanian (Distan) Ketapang Kabupaten Pandeglang. Apalagi, program bantuan alsintan ini bersumber dari dana publik, uang rakyat yang seharusnya digunakan secara transparan dan tepat sasaran.
Kasus ini kini masih menjadi perhatian masyarakat Desa Umbulan dan para petani di Pandeglang. Sementara wartawan terus menelusuri berbagai sumber dan meminta klarifikasi dari pihak Distan serta Rasna, misteri ini masih menggantung, meninggalkan pertanyaan besar di tengah para petani. Ada permainan apa di balik Combine Bangun Tani Dua? (ILA)
