MenaraToday.Com - Pandeglang :
Keluhan sejumlah warga Kecamatan Patia mengenai buruknya pelayanan di Puskesmas Patia mendapat perhatian serius dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang. Kepala Dinkes Pandeglang, Hj. Eniyati, SKM., M.Kes, menegaskan bahwa tenaga kesehatan tidak seharusnya bersikap arogan kepada pasien.
“Petugas harus melayani dengan hati, menghargai pasien, dan memberikan pelayanan cepat, tepat, serta berkualitas. Kami akan membina petugas tersebut secara serius,” ujar Eniyati melalui pesan WhatsApp, menanggapi keluhan yang ramai diperbincangkan warga.
Keluhan warga muncul setelah beberapa pasien mengaku mendapat perlakuan kurang ramah dari sejumlah tenaga medis di puskesmas tersebut. Beberapa di antaranya menyebut pelayanan terkesan kurang komunikatif.
Menanggapi hal itu, Eniyati menegaskan bahwa pihaknya telah menurunkan tim untuk melakukan evaluasi dan pembinaan di lapangan. Ia juga mengingatkan seluruh tenaga kesehatan di Pandeglang agar selalu menjunjung tinggi etika profesi.
“Pelayanan kesehatan bukan hanya tentang obat dan tindakan medis, tapi juga soal empati dan keikhlasan. Masyarakat datang dengan harapan untuk sembuh, jadi kita harus menyambut mereka dengan senyum dan kepedulian,” ujarnya.
Eniyati menambahkan, Dinas Kesehatan terus berupaya meningkatkan kualitas layanan publik melalui pelatihan dan pembinaan berkelanjutan bagi petugas di seluruh fasilitas kesehatan, termasuk di wilayah pelosok seperti Patia.
Dengan langkah pembinaan yang dilakukan Dinkes Pandeglang, masyarakat berharap pelayanan kesehatan di daerah mereka bisa kembali sesuai harapan: ramah, cepat, dan berpihak pada pasien.
Sebelumnya diberitakan, Warga di Kecamatan Patia, Kabupaten Pandeglang, Banten, mengeluhkan pelayanan kesehatan di UPT Puskesmas Patia yang dinilai kurang ramah terhadap pasien. Keluhan ini muncul setelah seorang warga, Sabda, mengalami kejadian tidak menyenangkan saat mendampingi anaknya berobat, pada Selasa (21/10/2025).
Kepada media, Sabda menuturkan bahwa istrinya, SY, mendaftarkan dua anak mereka untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dengan menggunakan Kartu Keluarga seperti biasanya. Namun, kali ini SY diminta untuk membayar biaya pelayanan sebesar Rp24.000 oleh petugas pendaftaran.
“Biasanya kami tidak pernah diminta bayar karena pakai BPJS. Jadi saya penasaran, saya tanya ke suami apakah BPJS kami sudah tidak aktif,” ujar SY kepada menaratoday.com.
Merasa curiga, Sabda kemudian memeriksa status kepesertaan BPJS keluarganya melalui BPJS Kesehatan Care Center 165, dan hasilnya menunjukkan bahwa kartu BPJS mereka masih aktif. Sabda pun meminta istrinya untuk menanyakan kembali kepada petugas di bagian BPJS Puskesmas Patia guna memastikan hal tersebut. (ILA)
