MenaraToday.Com - Serang :
Upaya pelestarian warisan budaya Nusantara kembali mendapat energi baru melalui penyelenggaraan Semarak Budaya Pencak Silat se-Banten yang digagas Anggota DPR RI Dapil Banten II, Dr. KH. Jazuli Juwaini, MA. Menggandeng Kementerian Kebudayaan RI dan Komisi X DPR, kegiatan bertajuk “Gelar Seni Budaya Pencak Silat Lintas Perguruan Jawara Banten Bersatu” ini menghadirkan puluhan pendekar dari berbagai perguruan silat Banten dalam sebuah pertunjukan kolaboratif yang memukau.
Digelar di Convention Hall Universitas Banten Jaya (Unbaja). Minggu (16/11/2025). acara ini turut dihadiri sejumlah tokoh daerah, antara lain Wakil Ketua DPRD Kota Serang Hasan Basri, Anggota DPRD Kota Serang Lukmanul Hakim, Ketua Yayasan Banten Jaya Suba’i, Rektor UNBAJA Dadang Herli Saputra, serta tokoh masyarakat Ihyauddin dan Imam Maulana. Dukungan dari tingkat nasional juga mengalir melalui sambutan virtual Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Kurniasih Mufidayati.
Kemeriahan acara semakin terasa dengan tampilnya berbagai perguruan silat besar yang selama ini menjadi penjaga tradisi pencak silat Banten. Di antaranya Tsufuk Banten, PCBI, TTKKDH, Jalu Wulung, PASTUBA, hingga Merpati Putih. Masing-masing mempersembahkan seni gerak, filosofi, dan khazanah pencak silat yang diwariskan turun-temurun.
Bagi masyarakat Banten, silat adalah identitas. Hal itu juga ditegaskan oleh Jazuli Juwaini dalam sambutannya. Ia menuturkan bahwa silat bukan hanya soal kemampuan bela diri, tetapi juga pembentukan karakter dan jati diri masyarakat Banten.
“Sejak kecil saya dilatih silat. Karena bagi masyarakat Banten, silat bukan hanya keterampilan fisik, tapi pembentukan karakter. Ia menanamkan keberanian, kemandirian, dan kehormatan,” ujarnya.
Sebagai putra daerah sekaligus wakil rakyat di tingkat nasional, Jazuli menempatkan pelestarian pencak silat sebagai panggilan moral. Ia menegaskan bahwa keberlangsungan tradisi silat merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya peguron dan guru-guru silat, tetapi juga pemerintah, tokoh masyarakat, dan keluarga.
Ia bahkan berpesan kepada para orang tua agar membekali anak-anaknya dengan ilmu silat sebagai bekal karakter masa depan.
“Silat membangun disiplin, ketangguhan, dan jiwa kesatria. Saya berharap setiap orang tua mengarahkan anaknya untuk belajar silat agar tumbuh sebagai pribadi mandiri dan bermartabat,” tuturnya.
Di momen yang sama, Jazuli juga menyampaikan penghargaan kepada seluruh perguruan dan guru silat di Banten yang tetap setia menjaga tradisi meski menghadapi tantangan zaman.
“Terima kasih kepada para guru silat dan seluruh peguron yang tidak pernah lelah menjaga tradisi. Tanpa dedikasi mereka, silat Banten tidak akan sekuat hari ini,” tambahnya.
Melalui Semarak Budaya Pencak Silat ini, Jazuli berharap lahir ekosistem yang lebih kokoh bagi keberlanjutan silat Banten. Selain menjadi ruang apresiasi terhadap para pendekar, kegiatan ini diharapkan mampu membuka pintu bagi generasi muda untuk mengenal dan mencintai warisan budaya bangsanya sendiri.
Acara ini bukan hanya perayaan seni bela diri, tetapi juga penguatan identitas, kebanggaan, dan rasa memiliki terhadap budaya lokal, nilai-nilai yang terus dijaga oleh para jawara dan tokoh budaya Banten dari masa ke masa. (ILA)
