Warga Ujungjaya Gelar Doa Bersama Untuk Keberhasilan Operasi Merah Putih Translokasi Badak Jawa

MenaraToday.Com - Pandeglang :

Suasana Majelis Ta'lim dan Dzikir Roudiotul Ulum di Kampung Cikawung, Desa Ujungjaya, Kecamatan Sumur, terasa berbeda dari biasanya. Ratusan warga sudah memadati area majelis sejak awal acara, menandai besarnya antusiasme masyarakat terhadap kegiatan doa bersama yang digelar Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), pada Kamis sore (20/11/2025). 

Kegiatan ini menjadi bagian dari rangka memperkuat pemahaman, partisipasi, serta dukungan moral dan spiritual bagi keberhasilan Operasi Merah Putih—translokasi badak jawa yang tengah dilakukan TNUK.

Dipimpin oleh Ustadz Johani, majelis ini menjadi ruang pertemuan antara petugas konservasi dan masyarakat desa penyangga TNUK. Hadir pula jajaran pemerintah kecamatan dan unsur keamanan, seperti Camat Sumur, Kapolsek Sumur, Danramil Sumur–Cimanggu, Ketua MUI Kecamatan Sumur, Kepala Desa Ujungjaya, para tokoh agama dan tokoh masyarakat, Mitra Alert, YABI, serta warga sekitar. Total kehadiran mencapai sekitar 100 orang, menjadikan majelis sore itu penuh sesak namun hangat.

Doa bersama yang dipanjatkan bukan hanya menjadi simbol dukungan spiritual atau pagar budaya, tetapi juga dirangkaikan dengan bentuk pagar sosial. Melalui pemberian santunan dan bingkisan sembako kepada 25 anak yatim piatu, Balai TNUK berharap doa dan kepedulian bersama membawa keberkahan bagi kelancaran proses translokasi badak jawa—satwa ikonik Indonesia yang kini berada di ambang kepunahan.

Dalam sambutannya, Kepala Balai TNUK, Ardi Andono, S.TP., M.Sc., menegaskan pentingnya operasi ini bagi masa depan spesies.

“Badak jawa saat ini hanya tersisa di Taman Nasional Ujung Kulon. Upaya translokasi menjadi langkah penting untuk menjaga keberlangsungan hidup mereka. Kegiatan ini banyak melibatkan berbagai pihak termasuk TNI baik Angkatan Laut dan Angkatan Darat, para dokter hewan, para ahli dan mitra konservasi. Dengan doa bersama ini, kita berharap seluruh rangkaian kegiatan dapat berjalan lancar dan keberhasilan operasi dapat tercapai,” ujarnya di hadapan para peserta.

Ketua MUI Kecamatan Sumur, KH. Mulyadi, turut memberikan apresiasi kepada Balai TNUK atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia menekankan bahwa ulama dan pemerintah harus selalu bersinergi, tidak hanya dalam urusan sosial kemasyarakatan, tetapi juga dalam menjaga hutan dan satwa.

“Kegiatan ini mencerminkan kedekatan Balai TNUK dengan masyarakat desa penyangga. Semoga menjadi wasilah kebaikan bagi kelestarian alam dan satwa yang Allah titipkan kepada kita,” ungkapnya.

Bagi masyarakat Ujungjaya, kehadiran mereka bukan sekadar memenuhi undangan. Doa yang mereka panjatkan adalah bentuk kepedulian dan rasa memiliki terhadap keberadaan badak jawa, satwa yang menjadi kebanggaan sekaligus tanggung jawab bersama. Energi positif dari masyarakat diyakini akan menjadi dorongan moral bagi seluruh tim yang bertugas di lapangan.

Kegiatan doa bersama ini menjadi bukti bahwa upaya konservasi tidak hanya bertumpu pada aspek teknis dan ilmiah, tetapi juga membutuhkan dukungan sosial, budaya, dan spiritual dari masyarakat. Melalui kebersamaan ini, harapan untuk menyelamatkan badak jawa dari ambang kepunahan semakin nyata.

Dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat, Balai TNUK menegaskan bahwa menjaga kelestarian badak jawa bukan hanya tugas para ahli, melainkan gerak bersama demi masa depan satwa ikonik Indonesia tersebut. Doa yang dipanjatkan sore itu menjadi langkah kecil namun bermakna bagi perjalanan panjang konservasi Badak Jawa. (ILA)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama