Kreatif Kelola Limbah, Dua Desa di Pandeglang Manfaatkan Limbah Fly Ash dan FABA


MenaraToday.Com - Pandeglang : 

Upaya mendorong kemandirian desa kini tak lagi sebatas wacana. Di Desa Purwaraja dan Desa Muruy, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, limbah Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) yang selama ini identik dengan sisa pembakaran justru diolah menjadi paving block bernilai ekonomi. Melalui sebuah workshop pengelolaan dan pemanfaatan FABA, desa-desa tersebut diarahkan untuk menjadi lebih mandiri sekaligus tangguh secara sosial.

Workshop yang dibuka pada Senin (15/12/2025) itu merupakan bagian dari Workshop Pemberdayaan Ekonomi Kolaboratif Desa Siaga. 

Kegiatan ini diharapkan menjadi pemantik tumbuhnya ekonomi lokal berbasis potensi dan inovasi, sekaligus memperkuat ketahanan masyarakat desa terhadap berbagai ancaman sosial, termasuk masuknya paham radikalisme.

Bupati Pandeglang Hj. Raden Dewi Setiani, menegaskan bahwa kemandirian desa adalah fondasi penting dalam menciptakan desa siaga. Menurutnya, desa yang memiliki kemandirian ekonomi akan lebih kuat menghadapi berbagai tantangan, baik ekonomi maupun sosial.

“Kemandirian desa akan mendorong terwujudnya desa siaga yang memiliki daya tahan kuat, termasuk terhadap potensi masuknya paham radikal,” ujar Bupati Pandeglang saat membuka kegiatan. 

Ia menjelaskan, workshop pengolahan FABA ini merupakan langkah awal dari kolaborasi strategis antara Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dan PT PLN Indonesia Power. Kolaborasi lintas sektor ini, kata Dewi, menunjukkan bahwa pembangunan desa membutuhkan sinergi berbagai pihak.

Dewi berharap program tersebut tidak berhenti pada kegiatan pelatihan semata, melainkan berlanjut dalam bentuk pendampingan dan dukungan berkelanjutan agar benar-benar memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat.

“Kami berharap bantuan dan pendampingan ini dapat berkesinambungan sehingga memberikan nilai tambah serta manfaat ekonomis bagi masyarakat,” ungkapnya.

Senada dengan itu, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto menilai program ini sebagai contoh nyata kolaborasi lintas sektor dalam membangun desa siaga melalui inovasi pemanfaatan limbah. Ia menekankan bahwa pembangunan desa tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan harus dikerjakan bersama-sama.

“Kita tidak bisa membangun Indonesia sendiri-sendiri, tetapi harus bersama-sama. Kolaborasi hari ini sangat luar biasa karena mampu mengubah limbah FABA menjadi produk bernilai ekonomi,” katanya.

Lebih jauh, Yandri bahkan menginstruksikan agar ke depan, khususnya pembangunan yang dibiayai Dana Desa tahun 2026, pengadaan paving block untuk pembangunan jalan desa dapat memanfaatkan hasil produksi dari pengolahan FABA tersebut. 

“Saya berharap pengadaan paving block desa pada tahun 2026 wajib mengambil dari hasil produksi ini,” tegasnya.

Menurut Yandri, kebijakan itu akan menciptakan ekosistem ekonomi dari hulu ke hilir. Produksi paving block tidak hanya berhenti di pelatihan, tetapi terserap oleh kebutuhan pembangunan desa, sehingga hasil produksi tidak menumpuk dan masyarakat memperoleh manfaat ekonomi yang nyata.

"Melalui pemanfaatan FABA, desa-desa di Menes kini memiliki peluang baru mengubah limbah menjadi sumber penghidupan, memperkuat ekonomi lokal, serta membangun ketahanan sosial. Dari paving block yang dicetak sederhana, harapan besar tentang desa yang mandiri dan siaga pun mulai dibangun," tutupnya. (ILA)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama