MenaraToday.Com – Malang :
Para peternak sapi potong dan perah yang tergabung dalam
Komunitas Peternak Sapi Pemula Indonesia (KPSPI) wilayah Jawa Timur berkumpul
di Selorejo Hotel dan Resort, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Sabtu, (28/12/2019),.
Para peternak sapi yang rata-rata berusia muda tersebut
menggelar Kopi Darat di akhir tahun demi memperkuat silaturahmi serta menambah
wawasan tentang seluk-beluk usaha peternakan sapi.
Selaku tuan rumah, Bayu Pramadya, Manajer Unit Bisnis
Pariwisata Perum Jasa Tirta I menyampaikan bahwa Pariwisata Selorejo sangat
membuka diri dan mendukung sepenuhnya bagi komunitas yang ingin menggelar acara
gathering. Fasilitas yang tersedia cukup lengkap mulai dari ruang pertemuan,
penginapan, lahan yang luas, hingga taman wisata dengan pemandangan yang indah
dan udara yang sejuk.
Sementara itu pendiri KPSPI, Handy Firman Prabowo yang rela
datang jauh-jauh dari Bali menilai bahwa pertemuan kali ini cukup penting.
Kopdar di Malang bertepatan dengan penghujung tahun yang merupakan momentum
refleksi bagi para peternak muda untuk memikirkan bagaimana agar peternak kecil
bisa lebih sejahtera. Para relawan swasembada daging dan susu yang hadir
tersebut berasal dari berbagai kota di Jawa Timur, yaitu Malang, Batu, Tuban,
Jember, Tuban hingga Banyuwangi.
Menurut Handy, KPSPI awalnya terbentuk melalui grup media
sosial hingga 2 tahun berjalan beranggotakan sekitar 64.500 netizen. Selain
ingin berkontribusi secara nyata dalam mewujudkan swasembada pangan berbasis
peternakan, peningkatan kesejahteraan peternak kecil juga menjadi visi utama
wadah peternak muda tersebut.
Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kota Batu di bawah naungan Kementerian
Pertanian RI memberikan dukungan pada pertemuan para peternak muda tersebut.
Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelatihan BBPP Batu, Sugino, SP., M.Si, dalam
sambutannya sangat mengapresiasi peternak muda yang sudah mau berkumpul,
berjejaring, berusaha secara mandiri untuk menambah pengetahuan dan keterampilan,
serta turut memikirkan masa depan usaha peternakan di Indonesia. Ke depan BBPP
Batu siap melatih para peternak muda yang ingin meningkatkan kualitas diri
dengan aneka pelatihan di bidang peternakan. BBPP Batu memiliki fasilitas
pelatihan yang lengkap tidak hanya untuk peternakan sapi, namun juga kambing,
ayam, kelinci dengan produk-produk usaha ternak yang mutakhir. BBPP Batu
ditargetkan mencetak 7.000 alumni pelatihan pada 2020, setelah sebelumnya telah
menghasilkan 3.000 alumni pelatihan pada 2019.
Hadir sebagai narasumber dalam sesi sharing knowledge, Drh.
Guritno, yang mengupas poin-poin kunci sukses beternak sapi. Rasa sayang pada
sapi merupakan modal utama yang harus dimiliki oleh setiap peternak. Sapi tidak
boleh diperlakukan seenaknya bahkan dengan kasar. Kondisi kandang baik pada
faktor kelembaban, lantai, peralatan makan minum serta instalasi dan alat
pemerahan sangat perlu dijaga kebersihannya. Kandang juga harus aman dari
benda-benda berbahaya yang dapat menyebabkan sapi luka. Secara sederhana, rasa
nyaman pada sapi dapat diukur dengan kenyamanan pemilik saat berada di kandang
tersebut. Kebersihan badan sapi juga harus mendapat perhatian utama.
Selanjutnya, informasi tentang materi penyuluhan peternakan secara lengkap juga
dapat diakses di cybex.pertanian.go.id.
Sesi terakhir adalah diskusi untuk merumuskan program tindak
lanjut agar tidak hanya berkumpul sesaat dan sebatas berkomunikasi di media
sosial saja. Para peternak muda yang hadir telah sepakat bahwa keberadaan KPSPI
harus dapat dirasakan manfaatnya oleh peternak di Indonesia melalui perwujudan
3 fokus program. Pertama, program edukasi baik tentang manajemen pakan,
kesehatan hewan, peternakan terpadu hingga teknologi peternakan. Hari ini,
peternak juga perlu disadarkan bahwa potensi limbah sapi juga sangat besar.
Peternakan sapi tidak boleh sampai menurunkan kualitas lingkungan, zero waste farming perlu dipopulerkan
sehingga peternak mendapat manfaat ekonomis dari kotoran sapi. Kedua, program
SOSIALISASI perlu lebih digalakkan utamanya tentang peraturan perundangan,
sistem birokrasi & program unggulan pemerintah di dunia peternakan. Ketiga,
program KOORDINASI dengan segenap pemangku kepentingan lebih diintensifkan
untuk memudahkan peternak dalam tata niaga sapi, seperti ketersediaan bibit
sapi, sistem kelola sapi siap potong hingga koperasi sapi potong. Hari ini
sudah bukan saatnya antara peternak dan pemerintah jalan sendiri-sendiri.
Adi Cahyono, S.Pt. sebagai salah satu peserta, menilai bahwa
sepanjang pertemuan, para peternak muda merasa diyakinkan bahwa beternak sapi
masih sangat menjanjikan, walaupun masih banyak aspek yang perlu dibenahi. Yang
terpenting semangat untuk beternak perlu terus dijaga.(Lili)