MenaraToday.Com - Jakarta :
Hari ini Jumat (31/7/2020) atau 10 Dzulhijjah 1441 H seluruh umat Islam
di menyambut Hari Raya Idul Adha bagi kita yang tidak melaksanakan ibadah haji
tahun ini.
Hari ini seluruh Umat diseluruh
penjuru pelosok negeri yang beragama Islam melaksanakan Sholat
Idul Adha serta melaksanakan pemotongan hewan qurban, namun makna Idul Adha dan
hakikat qurban itu sendiri sangatlah luas karena mencerminkan hubungan secara
vertikal kepada Allah SWT (Habluminallah) dan hubungan secara horizontal sesama
manusia (Habluminannas).
Hal ini disampaikan
Kabaharkam Polri Komjen Pol Agus Andrianto saat diwawancarai awak media melalui
pesan singkat Whatsapp terkait pengamanan perayaan Idul Adha oleh Kepolisian
sekaligus diskusi ringan terkait makna Idul Adha dan hakikat qurban dimata
jenderal kelahiran Blora ini.
"Untuk
pengamanan perayaan Idul Adha Polri mengerahkan personil disamping untuk
mengamankan juga mensosialiasikan adaptasi kehidupan baru dalam menghadapai
pandemi Covid-19 yang masih merebak, Polri juga menghimbau agar masyarakat
tidak melaksanakan takbiran keliling dan untuk pelaksanaan Sholat Idul Adha
serta pemotongan hewan qurban tetap mengacu pada protokol kesehatan yang
dikeluarkan oleh Pemerintah", buka Komjen Agus.
Disinggung terkait
makna Idul Adha dan hakikat qurban, Kabaharkam Polri Komjen Pol Agus Andrianto
mengaku hanya menyebut 2 hal dalam hidup dan menjalani kehidupan.
"Saya ini fakir
ilmu, karena yang lengket dibadan saya bukan punya saya, semua kepunyaan Allah
SWT, kalau terkait makna Idul Adha dan hakikat qurban saya cuma ingat
Habluminallah dan Habluminannas", ujar Komjen Agus.
Lebih lanjut mantan
Kapolda Sumut ini mengatakan bahwa berqurban dalam ibadah Idul Adha itu
meniscayakan spirit berkorban dalam hidup dan melakukan kebaikan. Dalam
beragama serta kehidupan berbangsa dan bernegara juga memerlukan pengorbanan
lahir dan batin sebagai wujud dari ketulusan, pengabdian, dan ibadah semata
karena Allah demi meraih ridha dan karunia-Nya. Dalam kehidupan di dunia tiada
manusia bekerja dan meraih keberhasilan tanpa pengorbanan.
"Sebagaimana
ujian Allah SWT kepada Nabi Ibrahim, hikmah dari segala peristiwa qurban tidak
lain tidak bukan adalah untuk memperoleh ridha Allah", ujar Komjen Agus.
Secara lahiriah
setiap yang berkorban menyembelih hewan qurban dan membagikannya kepada sesama,
tetapi sejatinya yang bersangkutan berqurban kepada Allah dengan berani
mengorbankan sesuatu yang dimilikinya untuk sesuatu yang lebih utama, yakni
semakin mendekatkan diri kepada Allah sekaligus berbuat kebajikan yang luhur
atau ihsan kepada sesama.
Berkurban juga
memiliki hakikat menyembelih sifat-sifat binatang/hewani yang ada didiri kita
manusia, sifat-sifat yang tidak taat aturan, buas, rakus, tamak, zolim,
intoleransi, kita kadang tak pernah merasa puas, jarang bersyukur atas begitu
banyak nikmat padahal hidup ini hanya sesaat. Ujung kehidupan adalah akhirat,
alam dimana semua perbuatan dan perkataan dipertanggungjawabkan.
Yang menciptakan
perbedaan itu Allah SWT, agar kita semua memikirkan, memahami, mengambil
pelajaran, bersyukur, mendapat petunjuk. Jadikan momentum Idul Adha dan qurban
ini sebagai ikhtiar ibadah kita mendekatkan diri kepada sang Khalik, teruslah
berbuat kebaikan dengan keikhlasan karena kombinasi keduanya Insya Allah
bernilai ibadah.
"Ikhlas dengan
menerima pembelajaran hidup dari pendemi Covid-19 sebagai sebuah pengorbanan
sehingga kita terus mawas diri, kemampuan beradaptasi dengan segala situasi
menuju kemandirian di berbagai sisi sebagaimana yang dicita-citakan para
pendiri bangsa dan pemerintah saat ini", tutup Komjen Agus. (NN/Rls)