Keterangan Gambar : Simulasi kerusuhan di Polres Tulang Bawang (Foto : Helmi) |
MenaraToday.Com - Tulang
Bawang :
Satuan Samapta Polres Tulang Bawang
berhasil menyelamatkan Mako Polsek Banjar Agung dari serangan 500 orang massa
anarkis yang sudah terprovokasi. Massa tersebut
berasal dari salah satu kampung yang tidak terima karena ada warganya yang
ditangkap dan ditahan di Mapolsek Banjar Agung. Kejadian unjuk rasa anarkis ini
bermula saat patroli gagak hitam mendapati ada tiga orang pemuda yang sedang
melakukan penjarahan di salah satu toko di Pasar Unit 2, Kampung Dwi Warga
Tunggal Jaya, Kecamatan Banjar Agung, Kabupaten Tulang Bawang.
Dua orang
pelaku berhasil ditangkap dan salah satu pelaku berhasil melarikan diri, pelaku
yang melarikan diri ini memprovokasi orang tua pelaku dan warga lainnya bahwa
Polisi itu telah salah tangkap, sehingga mereka langsung berkumpul dan
melakukan aksi unjuk rasa menuntut pembebasan dua warga tersebut.
Satuan
Intelkam yang mendapatkan informasi tentang rencana 500 orang warga yang akan
melakukan unjuk rasa ke Mapolsek Banjar Agung langsung melaporkan kepada
Kapolres secara berjenjang, sehingga Kapolres memerintahkan Kabag Ops dan Kasat
Sabhara untuk menyiapkan pasukan guna menghindari terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan.
Aksi anarkis
500 orang massa yang sudah terprovokasi di Mapolsek Banjar Agung untuk menuntut
pembebasan dua orang warganya, akhirnya berhasil di bubarkan oleh pasukan
pengendalian massa (dalmas) yang dilengkapi dengan kendaraan taktis (rantis)
dan perwakilan warga menyatakan bahwa Polisi tidak salah tangkap.
Itulah sekilas
gambaran simulasi kontijensi yang diperagakan oleh personel Polres Tulang
Bawang, hari Rabu (29/07/2020) siang, di lapangan Mapolres setempat.
"Simulasi
ini diperagakan dihadapan tim penilaian lomba bidang fungsi sabhara TA 2020
dari Polda Lampung, yang mana tim tersebut terdiri dari personel Itwasda, Rena
Polda, Dit Sabhara dan Bid Propam Polda Lampung," ujar Kapolres Tulang
Bawang AKBP Andy Siswantoro, SIK, Kamis (30/07/2020).
Kapolres
menjelaskan, selama berlangsungnya simulasi semua tahapan telah dilakukan
sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang ada, sehingga sangat
kecil kemungkinan terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh petugas.
"Semua
tahapan sudah kami lakukan sesuai dengan SOP yang ada, sehingga pada
pelaksanaan yang sebenarnya tidak akan terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh
petugas," jelas AKBP Andy.
Simulasi ini
selain untuk perlombaan, juga untuk meningkatkan kemampuan personel dalam
menghadapi kontijensi jelang pelaksanaan Pemilukada secara serentak di tahun
2020.(Hel)