MenaraToday.Com –
Banyuwangi :
Informasi tentang penarikan dana sebesar Rp, 5.000 (Lima Ribu Rupiah) oleh Ketua Kelompok Program Keluarga Harapan (PKH) pada ribuan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Kecamatan Kalibaru pada tahapan pencairan PKH tanggal 30 September 2020 yang lalu. Menurut Pendamping PKH Kecamatan kalibaru Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur berinisial FN ketika ditemui di salah satu cafe di Kecamatan Setempat, Minggu (11/10/2020) membenarkan adanya penarikan dana terebut.
Menurut FN
penarikan tersebut bukan atas kemauan ketua kelompok atau pendamping PKH. Dana
sebesar Rp.5000 itu merupakan inisiatif dari KPM sendiri. Ditengah wabah
pandemi covid - 19,mungkin warga enggan antri, sehingga untuk
mengambilan Bansos tersebut diwakilkan pada ketua kelompok yang ada di wilayahnya
masing-masing.
"Kita
selaku pendamping PKH tidak mau ada permasalahan sekecil apapun mas? terhadap
warga penerima PKH, terkait dana Rp. 5000 tersebut kami awalnya tidak tahu.
Kami memang juga mendengar hal tersebut, dan kami langsung melakukan peneguran
kepada KPM. Tapi mas perlu tahu juga, setelah kami melakukan teguran kepada
KPM, KPM tersebut beralasan, kalau
mereka mengambil beras di Desa, mereka enggan antri dan menurut mereka waktunya
akan tersita untuk mencari nafkah, karena menurut mereka ditengah-tengah
pandemi Virus Corona saat ini, ekonomi mereka sangat- sangat terpuruk sekali.
Berhubung saat ini musim panen kopi, mereka memilih ikut kerja harian untuk
memetik kopi dan Dana yang sebesar Rp. 5000 tersebut atas inisiatif mereka sendiri.
Dan dana tersebut dibuat ongkos kepada pengantar atau pengojek beras mereka
untuk sampai kerumah ketua kelompok di wilayahnya masing-masing,"
jelasnya.
Sementara itu
ditempat terpisah IL Keluarga Penerima Manfaat (KPM) saat ditemui awak media
Menara Today. Com mengatakan, kami tidak mempersalahkan dana Rp. 5000 itu, itu
semua inisiatif kami-kami sendiri, bukan inisiatif bapak-bapak pendamping.
"Uang
Rp. 5000 itu mas atas inisiatif kami selaku Keluarga Penerima Manfaat ( KPM)
Program Keluarga Harapan (PKH), bukan inisiatif bapak pendamping. Dan dana atau
uang tersebut diperuntukkan untuk mengganti uang bensin, karena kami tidak bisa
mengambil beras tersebut di desa, karena kami sendiri sibuk bekerja untuk
mencukupi kehidupan sehari-hari. Mumpung ada kerjaan harian metik kopi mas?.
Perkara ada salah satu KPM yang tidak puas atau mempersalahkan dana yang Rp
5000 itu, kenapa mereka setuju dan kenapa tidak ambil sendiri di desa. Kalau
saya dan beberapa KPM yang lain sekali lagi tidak mempersalahkan dan tidak
merasa rugi, bahkan kami sangat terbantu sekali, apalagi saat Corona mas?
" katanya. (S Rifai/ Sholeh)