Kepsek SD 100304 Tapus Akui Lakukan Pungli



 

Menaratoday.com - Tapsel


Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 100304 Tapus, Kecamatan Angkola Timur, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) DS mengakui bahwa aksi Pungli yang di sampaikan oleh orang tua murid itu benar dia lakukan 



Hal tersebut di akuinya melalui pesan chating saat di hubungi Menaratoday.com melalui nomor watsappnya. Rabu (28/10/2020)



"Betul pak. Amang Permasalahan ini sudah diselesaikan dengan masarakat. Yang mana tuntutan masarakat itu sudah saya penuhi yaitu mengembalikan segala kerugian bagi siswa yang merasa dirugikan dan Kepala Sekolah harus keluar dari SD Tapus. Itulah kesepakatan kami pak kami suda mangadakan perdamaian itu yang isinya, Tetap saya harus pindah dari sekolah itu dan mengembalikan seluruh kerugian siswa. Inilah hasil pak .wassalm u alaikum pak,"tulis nya



Dengan adanya pengakuan oknum Kepala Sekolah  lewat chating pesan watsapp tersebut diharapkan agar bisa memberikan efek jera agar oknum- oknum lainnya berpikir ulang untuk melakukan perbuatan yang sama



Sebelumnya diberitakan

Warga Desa Pargarutan Dolok. Kecamatan Angkola Timur, Kabupaten Tapanuli Selatan mintak Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel) H. Syahrul M Pasaribu agar mencopot Kepala Sekolah Dasar (SD) Negeri 100304 Tapus karna diduga telah melakukan praktik pungli terhadap penerimaan siswa baru dan pengambilan Ijazah


Aksi tidak terpuji  yang diduga  dilakukan Oknum Kepala Sekolah tersebut sudah menciderai visi-misi pemerintah dalam pemerataan pendidikan wajib belajar 9 tahun, sesuai Pasal 31 undang undang dasar dan Pasal 6 ayat (1) undang undang  Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)



Untuk mewujudkan Visi-Misi pemerataan Pendidikan tersebut dapat kita lihat diseluruh SD Dan SMP selalu dipajang spanduk Tidak Dipungut Biaya, Namun sesuai informasi yang didapat Menaratoday.com dari orang tua murid, Kepala Sekolah SD Negeri 100304 Tapus diduga sudah melakukan aksinya sejak tahun 2018-2019-2020 dengan jumlah uang berpariasi 



"Selain itu Penerima KIP selalu berganti- ganti tanpa sepengetahuan orang tua murid dan slalu dipotong, Tabungan Siswa juga dipotong, Pengambilan ijazah juga dipungut biaya  dan kami siap membuat pernyataan tertulis untuk ditindak lanjuti,"ujar salah satu warga setempat yang nama nya enggan di publikasikan media ini

(Ucok Siregar)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama