Gara-Gara Telur Busuk, Puluhan Mahasiswa Tuntut Kejari pandeglang Periksa Suplier Nakal

MenaraToday.Com - Pandeglang : 

Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau Bantuan Sosial Pangan (BSP) di Kabupaten Pandeglang tak lepas dari permasalahan, selain data yang masih tumpang tindih, juga banyaknya oknum pengusaha yang ingin meraup keuntungan tanpa memikirkan kualitas komoditi yang didistribusikannya.

Terkait hal ini, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam 4 Organisasi Kemahasiswaan Pemuda (OKP) yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Indonesia (GPMI), Jaringan Pemuda Mahasiswa Indonesia (JPMI), Asosiasi Gerakan Mahasiswa Indonesia ( AGMI) dan Himpunan Aksi dan Pemuda (HAMPA), lakukan aksi demonstrasi di halaman Kantor Bupati dan Kejari Pandeglan, Rabu (24/02/2021).

Dalam aksinya, mereka menutut salah satu pemasok komoditi program BPNT yakni CV. Kenzi One  Indonesia (KOI) yang diduga sudah mecedarai fakta integritas serta telah menyalurkan komoditas berupa Telur busuk segera dipanggil dan diperiksa.

Selain itu, para demonstran juga juga menduga kuat bahwa telur yang disalurkan tersebut dari perusahaan yang tidak memiliki  Sertifikat Nomor Veteriner (NKV), akibatnya telur tersebut cepat busuk atau kadaluarsa. Ironisnya lagi,  salah satu komoditas yang masuk dalam program BPNT ini sudah diterima oleh KPM BPNT di kabupaten Pandeglang.

Hal itu diungkapkan oleh para demonstran pada saat aksi, secara berulang ulang dengan harapan pihak Kejaksaan Negeri Pandeglang segera melakukan pemeriksaan terhadap pemasok nakal yang telah mendistribusikan komoditi pangan kepada keluarga penerima manfaat.

Salah satu demonstran Entis Sutisna mengatakan, bahwa CV. Kenzi One Indonesia (KOI) tidak sanggup menyediakan komoditas dengan kualitas baik kepada Keluarga Penerima Manfaat ( KPM) di Desa Curugbarang Kecamatan Cipeucang Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten, Padahal jelas dalam pedoman umum bahwa setiap e-waroong atau supplier diwajibkan untuk mengikuti kretiria T6 yakni tepat waktu, tepat sasaran, tepat harga, tepat jumlah, tepat kualitas dan tepat adminstrasi. 

"Namun sayangnya, beberapa prinsip tersebut diduga sudah dilabrak oleh CV. Kenzi One Indonesia (KOI). Sejatinya  BPNT merupakan program sembako yang diharapkan dapat mengurangi beban pengeluaran keluarga miskin dalam hal makanan, sehingga dapat memastikan sebagian kebutuhan dasar masyarakat miskin terpenuhi," ungkap Entis

Ia menambahkan, di sisi lain, pengembangan jenis bahan pangan yang didapatkan dari program ini akan mampu meningkatkan nutrisi/gizi masyarakat, terutama anak-anak sejak dini sehingga akan memiliki pengaruh terhadap penurunan stunting. 

Sementara itu, Ketua Himpunan Aksi Mahasiswa dan Pemuda (HAMPA) Pandeglang TB. Aujan menuturkan, bahwa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) khusus Komisi IV, untuk segara mengambil tindakan tegas terhadap pemasok pangan atau supplier nakal. 

"Sebab bila hal tersebut dibiarkan akan berdampak buruk terhadap masyarakat banyak atau penerima manfaat, serta berdampak buruk pula terhadap pemerintahan Kabupaten Pandeglang," Tegas Aujani 

Diakhir demontrasi, massa mengancam akan kembali turun kejalanan dengan jumlah yang lebih besar, bila aspirasi dan tuntutannya tidak segera ditindaklanjuti. (Ila)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama