Peran Guru Dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik

Oleh ; R u m i n i

Guru SMA Negeri 1 Air Joman, Asahan, Sumatera Utara

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mengakibatkan perubahan-perubahan dalam berbagai aspek kehidupan ditengah masyarakat, terutama dalam aspek pendidikan yakni masalah kemerosotan moral pada anak-anak remaja saat ini. Contohnya penemuan televisi, komputer, dan handphone telah mengakibatkan sebagian masyarakat terutama remaja dan anak-anak terlena dengan dunia layar. Setiap waktu diisi hanya untuk menonton televisi, bermain game atau Facebookan. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi layar mampu membius sebagian besar remaja dan anak-anak untuk tunduk pada layar dan mengabaikan yang lain.

Kondisi moral atau karakter generasi muda yang semakin rusak, ditandai dengan maraknya seks bebas dikalangan remaja, peredaran narkoba, tawuran pelajar, peredaran video dan foto porno pada kalangan pelajar.

Fenomena seperti ini sudah barang tentu tidak dapat dibiarkan dan dibutuhkan beberapa solusi untuk menyelesaikan persoalan tersebut yakni pembinaan karakter yang dilakukan secara terpadu dilingkungan keluarga, sekolah, perguruan tinggi dan masyarakat melalui dunia pendidikan. 

Pendidikan tidak cukup hanya mengedepankan kecerdasan intelektual saja, namun pendidikan juga berupaya melatih segala potensi yang dimiliki manusia, seperti potensi fisik, akal dan sikap. 

Sebagaimana pendidikan di Indonesia yang diatur dalam UU No 20 Tahun 2003 tetang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam BAB II Pasal 3 dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cerdas, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. 

Karakter dalam dunia pendidikan adalah penanaman nilai-nilai karakter yang meliputi kompenen pengetahuan, kemauan, kesadaran serta tindakan. Pembentukan karakter siswa disekolah tidak terlepas dengan adanya peran seorang guru yang mampu mewarnai siswa menjadi insan yang mulia, melalui keteladanan dan pembiasaan, sehingga guru dapat menjadi panutan dalam segala hal. 

Guru tidak hanya dikatakan berhasil mengajar siswanya ketika mereka paham akan suatu konsep atau teori dan rumus pelajaran, akan tetapi peran guru lebih luas dari hal tersebut, yaitu membentuk pola pikir dan karakter bersikap jujur, peduli, dan menjunjung norma-norma yang ada dimasyarakat.

Dalam pendidikan karakter, peran guru dalam pembentikan karakter siswa sebagai berikut:

Menjadi Role Model

Salah satu ciri guru yang baik adalah mampu menjadi contoh bagi siswa-siswinya. Ki Hajar Dewantara mengajarkan ing ngarso sung tuladha yang artinya seorang guru memberikan contoh yang baik. Guru pintar, disadari atau tidak seorang guru adalah pusat perhatian siswa. 

Setiap perkataan, tindakan dan perilaku guru pintar akan mendapat penilaian dari siswa. Oleh karena itu, Guru pintar harus pandai dalam menjaga sikap dan perilaku dimanapun dan kapanpun supaya dapat memberikan contoh yang terbaik

Menjadi Motivator

Menilai siswa dari segi akademis memang penting, namun perlu diingat bahwa menghargai kebaikan yang dilakukan siswa juga sangat perlu. Bentuk apresiasi atau pengakuan atas usaha yang telah dilakukan siswa dapat menumbuhkan motivasi siswa baik dalam belajar maupun menjadi pribadi yang lebih baik. Penting sekali bagi Guru pintar memahami kepribadian setiap siswa supaya dapat memberikan bentuk motivasi yang sesuai tanpa menyakiti

Memberikan Pengajaran Tentang Nilai

Seorang guru yang hebat mampu menginspirasi siswa-siswinya. Materi atau pengetahuan tentang pelajaran dapat dengan mudah siswa dapatkan melalui buku-buku bacaan. Sedangkan tidak semua bacaan mengandung nilai-nilai dan pesan moral yang juga sangat penting dalam menaklukkan tantangan di masa depan. Nilai-nilai kebaikan dan pesan moral dapat Guru pintar sisipkan dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan. Contohnya saat Guru pintar mengajar pelajaran Matematika. Seyogyanya Guru pintar juga menyisipkan nilai-nilai seperti kesabaran, kejujuran, pantang menyerah dalam menyelesaikan masalah, dan lainnya. Jadi pembelajaran Guru pintar tidak hanya berhenti pada memberikan deretan rumus atau hapalan saja

Mengajar Sopan Santun

Sopan santun terdengar sangat biasa dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun demikian, Sopan santun sangat penting untuk diajarkan kepada siswa untuk menjaga sikap dan mengetahui mana yang benar dan salah.

Jika siswa melakukan hal yang kurang pantas, Guru pintar jangan langsung menghakimi dan langsung memberikan label pada siswa tersebut. Dekati kemudian koreksi Tindakan tersebut dengan cara yang baik karena kadang kala bukan siswa sengaja bertindak tidak sopan, tetapi mereka belum tahu caranya bertindak secara sopan dan santun

Menanamkan Jiwa Leadership

Jiwa kepemimpinan wajib dimiliki oleh seluruh siswa. Bahkan leadership merupakan salah satu karakteristik guru profesional. Leadership tidak dapat dihasilkan secara instan. Selain Guru pintar memberikan contoh bagaimana sikap kepemimpinan, jangan bosan untuk membantu siswa melatih jiwa kepemimpinan mereka. Banyak hal yang Guru pintar dapat lakukan untuk melatih jiwa kepemimpinan siswa.

Guru pintar dapat melakukannya melalui games, role playing, atau memberi kesempatan setiap siswa menjadi pemimpin kelas atau pemimpin kelompok saat belajar. Melakukan refleksi setelah melakukan aktivitas juga bentuk penanaman leadership. Jangan malu untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf karena seorang leader juga manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Yang membuatnya hebat adalah mau mengakui kesalahan, meminta maaf, dan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.

Daftar Pustaka:

https://pusdiklat.perpusnas.go.id/regulasi/download/6

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007)

Parkay W, Forrest, 2010 Menjadi Seorang Guru, (Jakarta: Permata Puri Media, 2010)

Jurnal, Pencegahan dan Penangganan Kekerasan Anak: Optimalisasi Peran Pendidik dalam Perspektif Hukum, STKIP Andi Matappa Pangkep, 05 Mei 2018

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama