Sabet Juara 1 Wakili Banten Di Ajang STQ Nasional XXVI, Muhammad Bin Abh Kiyai Undin Tak Dapat Sambutan Apapun

Muhammad Bin Abh Kiyai Undin


MENARATODAY.COM-Pagelaran Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) Nasional XXVI tahun 2021 yang digelar di Sofifi, Provinsi Maluku Utara yang resmi dibuka pada Sabtu (16/10/21) malam waktu WIT oleh Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas di Masjid Raya Sofifi telah usai dan telah ditetapkan para pemenangnya.

Dari sekian pemenang, adalah Muhammad Bin Abh Kiyai Undin asal kampung situ gereuh careuh desa pasir eurih kecamatan cipeucang kabupaten pandeglang, yang lolos sebagai juara 1 mewakili provinsi banten dalam cabang musabaqah hadist nabi golongan hafalan 500 hadits tanpa sanad putera. 

Namun demikian, sepertinya kemenangan Muhamad bin Abh kiyai Undin ini tak mendapat sambutan dari pihak pemerintah, baik pemprov banten maupun pemerintah kabupaten pandeglang. Pasalnya tak ada yang tahu bahwa Muhammad pada sabtu 23 Oktober 2021 kemarin pulang kekampungnya dengan membawa piala kemenangan tanpa ada sambutan apapun. Menurut informasi, hal itu karena tak ada yang mengetahui kepulangan Muhammad Bin Abh Kiyai Undin dari Maluku.



Informasi kepulangan Muhammad Bin Abh Kiyai Undin baru diketahui oleh masyarakat luas dari update informasi yang dishare oleh akun Facebook milik Agus Tobroni. Selasa (26/10/21).

Hal itu sontak menuai beragam komentar dari netizen. Salah satunya datang dari akun bernama Aman Alhafiz Siraung raung yang mengatakan, kalau yang berprestasi dibidang agama pemerintah buta tuli, yang mereka banggakan hanya olahraga itupun bendera tidak dikibarkan masuk berita dimana-mana, sedangkan Indonesia langganan juara 1 STQ dan MTQ tingkat dunia tidak ada kabar beritanya.

Lain hal dengan Uum Umimsh yang mengaku bersyukur dan turut berbangga sebagai warga banten, atas kemenangan yang diraih oleh Muhammad Bin Abh Kiyai Undin. 

Diketahui, Muhammad Bin Abh Kiyai Undin merupakan alumni dari MAN 1 Pandeglang. 

Sebagai informasi, STQ dan MTQ merupakan satu kesatuan kegiatan musabaqah, meskipun berbeda dari segi waktu maupun tujuan pelaksanaan. STQ digelar dua tahun sekali pada tahun-tahun ganjil, sedangkan MUsabaqah Tilawatil Quran (MTQ) digelar dua tahun sekali pada tahun-tahun genap.

STQ dilaksanakan untuk memilih juara-juara yang akan bertanding pada ajang MTQ, yang nantinya akan mewakili Indonesia pada MTQ Internasional.

Pada STQ sebelumnya di Pontianak, DKI Jakarta keluar sebagai juara umum, disusul Provinsi Banten dan Sumatera Utara, masing-masing sebagai juara kedua dan ketiga. (ila)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama