Putri Kandung Guru PAMI Desa Tanjung Marwo Pertanyakan Pemberhentian Ibunya

MenaraToday.Com - Batang Hari : 

Putri kandung dari guru Pami Rosita Ibrahim dan bunda Nazarwita akan mempertanyakan atas dasar apa pemberhentian sepihak kepada ibu nya yang selama kurang lebih tiga puluh tahun menjadi guru ngaji di desa Tanjung Marwo oleh pemerintah desa setempat.

Rosita saat di wawancara MenaraToday mengatakan, saya sangat terkejut dan bingung mengetahui bahwasanya ibu saya yang berprofesi sebagai guru ngaji di desa ini mendapat surat pemberhentian dari pemerintah desa dan surat itu langsung di tanda tangani oleh kepala desa.

Padahal kurun waktu tiga puluh tahun ibu saya mengajar ngaji di desa ini belum pernah sekalipun melakukan kesalahan baik di sengaja ataupun tidak di sengaja.

Pada dasarnya bukan masalah honor atau gaji sebagai guru Pami yang menjadi pokok permasalahannya

Tetapi atas dasar apa kepala desa kok bisa setengah itu tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu langsung mengeluarkan surat pemberhentian kepada ibu saya.

"Kami sebagai anak dari Maryani (guru ngaji) akan menerima keputusan itu bila memang jelas dasar ataupun kesalahan yang orang tua kami perbuat jika seperti ini caranya itu kan pasti menimbulkan pertanyaan bagi ibu saya dan juga keluarga saya. Apakah seperti ini penghargaan untuk ibu saya yang sudah mengabdi selama kurun waktu 30 tahun ini..dengan nada kesal  dan kecewa Rosita mengungkapkan isi hatinya, sekali lagi bukan masalah honor tetapi kami tetap minta  kejelasan kepada pemerintah desa atas dasar apa ibu saya di berhentikan dari guru ngaji desa ini" tutup Rosita.

Pemberhentian sepihak Maryani sebagai guru ngaji (Pami) oleh pemerintah desa Tanjung Marwo kecamatan Muara Tembesi  viral di media sosial dan banyak menuai kritikan dari netizen dan juga banyak yang mendoakan untuk ibu Maryani agar selalu semangat dan tetap terus menjalankan aktivitas sebagai guru ngaji di desa Tanjung Marwo.

Setelah mendapat surat pemberhentian sebagai guru ngaji atau guru Pami Maryani bukannya patah semangat beliau terus berbuat kebaikan demi anak anak desa Tanjung Marwo agar tidak buta aksara dengan tetap mengajar ngaji di rumah dan juga tetap gratis. 

"Saya tidak mengharapkan upah atau gaji saya cuma hanya mengharapkan ridho Allah dan pahala atas dari apa yang saya perjuangkan selama ini untuk masa depan anak anak bangsa karena jika kita mempunyai sedikit ilmu yang bermanfaat itu wajib kita ajarkan kepada orang lain".tutup Maryani (HAM)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama