Rumah Hancur akibat Hujan dan Angin Kencang, Ayah dan Anak di Tenjolahang Terpaksa Tinggal di Saung Ikan

Tempat tinggal Riyan bersama bapaknya saat ini.


MENARATODAY.COM, Jiput-Riyan Nawawi warga Kampung Tenjolahang Dangur Rt/Rw. 002/001 , Desa Tenjolahang, Kecamatan Jiput, Kabupaten Pandeglang, Banten, terpaksa hidup dengan cara nomaden (berpindah-pindah) karena rumah milik orang tuanya ambruk, rata dengan tanah akibat di guyur hujan yang disertai angin kencang sekitar dua minggu yang lalu.

Salah satu warga setempat, Cecep membenarkan kondisi hancurnya rumah milik Riyan. 

"Kalau gak salah dua minggu yang lalu rumah itu runtuh karena kebetulan ada hujan lebat di sertai angin kencang, sebenarnya rumah itu sudah reot juga, tiangnya terbuat dari kayu yang sudah rapuh, dindingnya dari bilik bambu yang sudah bolong-bolong, kayu dan bambu penopang atap juga sudah rapuh gak kuat jika tertiup angin pasti ambruk, rumah itu milik Riyan yang masih bujangan dia tinggal berdua sama orang tuanya, Arifin," tutur Cecep. Kamis 24 Maret 2022.

Lanjut Cecep, akibat musibah tersebut saat ini Riyan bersama Bapaknya tidak lagi memiliki rumaj untuk berteduh. 

"Gak punya rumah jadinya, bapaknya tinggal di saung bekas penunggu ikan, sangat tidak layak untuk di huni oleh manusia, dan Riyan saat ini tinggal gak menetap kadang di rumah tetangga kadang di rumah mamangnya, kadang juga tidur di rumah saya," ujarnya.

Riyan Nawawi mengatakan,  rumah yang hancur tersebut merupakan milik kedua orang tuanya, sebelum hancur rumah tersebut memang hanya ditinggali berdua oleh dirinya dan bapaknya. 

“Betul, rumah yang Runtuh ini milik saya dengan bapak saya, kami tinggal berdua dirumah itu. Kejadian nya sekitar dua minggu yang lalu, beginilah orang gak punya gak ada yang peduli pada kami orang tua kurang sehat, sama sekali saya dan orang tua gak pernah dapat bantuan apapun, baik dari pemerintah ataupun dari mana tapi orang-orang yang kaya mampu dan rumahnya bagus banyak yang dapat bantuan beras dan telor ada juga yang dapat bantuan uang bahkan dapat bantuan rumah, mungkin karena keluarga saya orang bodoh dan miskin gak ada yang peduli pada kami," Ucapnya.

Riyan menambahkan,  tanah rumah tersebut milik dirinya dan orang tua, dan saat ini Riyan bersama Bapaknya, tinggal dengan cara tidak menetap. 

"Dimana saja, kalau pakaian saya simpan di rumah mamang (Paman), saya kerja kadang narik angkot tapi untuk saat ini susah gak terkejar setoran, karena  sejak pandemi covid-19 sudah jarang narik, walaupun narik gak dapat penghasilan, saya ingin punya rumah yang layak tapi saya tidak punya uang untuk bangun rumah, saya berharap kepada pemerintah baik pemerintah kabupaten Pandeglang ataupun Provinsi atau para dermawan, agar kiranya bisa membantu untuk membangun rumah saya kasian sama orang tua tidur di saung milik orang," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Tenjolahang Abdul Muiz menuturkan, rumah yang runtuh akibat hujan disertai angin mengguyur kawasan Kabupaten Pandeglang, Banten Khususnya Desa Tenjolahang ada tiga rumah yang mengalami kerusakan akibat hujan deras dan angin kencang.

"Saya juga kasian, mangkanya kami terus berupaya, sebenarnya bukan hanya rumah Riyan tapi juga Rumah janda setengah baya Mimin juga Rusak parah, apalagi Sapiin rumahnya hanyut waktu ada banjir Bandang Sabtu kemarin, semuanya masuk katagori Rusak berat dan semuanya sudah kami ajukan melalui pak Camat Jiput, saya berharap kepada warga yang tertimpa musibah agar senantisa bersabar, Kami beserta perangkat desa selalu berusaha, dan  Alhamdulillah saya mendapat info bahwa hari ini akan ada tim Verifikasi dari Dinas sosial Kabupaten Pandeglang yang turun langsung ke tiga rumah warga sesuai yang di ajukan dalam proposal, semoga dengan kehadiran tim verifikasi ini segera turun bantuan untuk ke tiga warga saya," harapnya.

Tim Verifikasi Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Pandeglang, Eman Estete menjelaskan, Dinsos sebenarnya telah menerima laporan dari masyarakat satu minggu yang lalu, baik dari warga ataupun Camat dan anggota DPRD kabupaten Pandeglang, seharusnya tim verifikasi saat itu langsung turun ke lapangan. Hanya saja karena banyaknya yang harus di verifikasi baru sempat hari ini. 

"Setelah tim memverifikasi dan mendata semua kerusakan dan kerugian, maka tim akan menganalisis kerugian, kemudian akan dilaporkan lagi kepada Bupati untuk mendapatkan petunjuk dan penanganan lebih lanjut," pungkasnya. (la) ***

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama