MenaraToday.Com - Indramayu :
Forum Musyawarah Pabrik Gula (FMPG) Jatitujuh tahun 2022, gelar rapat terkait kenaikan harga BBM diruang rapat PG Jatitujuh Kamis (8/9/2022)
Adapun agenda yang dibahas adalah perubahan plapon biyaya mekanisasi, Perubahan ongkos angkut dan perubahan plapon tebang angkut, penanganan kebakaran, percepatan pekerjaan MT 2022/2023, monitoring hama dan penyakit, pengadaan pupuk bersubsidi.
Dalam acara tersebut hadir GM. Wisri Mustofa, Kabag Tanaman Banar Prasaja, ketua kelompok tani, ketua Bumdes, dinas pertanian Kabupaten Indramayu, yang diwakilkan Ibu Bety, General Manager PG Jatitujuh, Kabag Tanaman, HTO, dan undangan yang lainnya.
Kenaikan BBM berpengaruh pada kenaikan biyaya tebang angkut 5% dari ongkos tebang angkut sebelumnya 16 ribu rupiyah perkwintal, sedangkan untuk biyaya mekanisme masih tetap belum ada kenaikan. jelas Banar Prasaja pada acara musyawarah.
Harapan para petani mitra harga BBM resmi naik pada Sabtu (3/9/2022), kenaikan BBM ini memang berat, tapi yang paling penting usaha lancar dan pihak perusahaan pabrik gula (PG) Jatitujuh, diminta pengertiannya untuk menaikan harga tebu berangkas, harapan itu disampaikan H. Angkat salah satu petani asal Cikedung, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu.
Hallz menanggapi terkait kenaikan BBM, Saya lebih sepakat kenaikan harga berpatokan pada kenaikan harga bahan pokok, karena dampak kenaikan BBM, yang akhirnya berimbas pada kenaikan biaya garap ataupun pengolahan yang menggunakan tenaga manusia atau yang menggunakan mesin, ungkap Hallz
Kemudian bagi petani tebu juga seharusnya ada kenaikan harga produksi, intinya dengan adanya kenaikan BBM akan berdampak pada putaran perekonomian rakyat,
Kemudian beban kredit petani juga meningkat, maka pemerintah juga punya kebijakan meningkatkan subsidi bunga KUR," ujar Hallz
Nono mandani petani tebu asal desa Loyang menanggap kenaikan BBM cuma seribu. Sebenarnya tidak berpengaruh sama petani tebu, Jelasnya (Lilik/Rakiyah).