Pembangunan Embung Senilai 19 Miliar Diduga Mangkrak, Pemborong Menghilang

MenaraToday.Com - Malang :

Sebelum  menerima  job  atau  tender biasanya sebuah perusahaan memperhitungkan untung dan rugi juga resiko sebuah pekerjaan yang di terimanya, dengan menugaskan para ahli di bidang nya, begitupun pemerintah pusat maupun daerah pasti punya ukuran atau standarisasi kepada PT atau CV, untuk bisa ikut dalam lelang, supaya jangan sampai ada hal hal yang tidak di ingin kan terjadi, apalagi anggaran yang di dapat dari hasil pajak /uang rakyat.

Pembangunan embung di Desa Peniwen yang seharusnya membuat manfaat bagi warga dan wilayah, malah menyisakan kisah yang sangat memilukan, selain banyaknya pekerja mulai dari buruh pengisi solar alat berat , kuli batu, penjaga alat berat  dan pemilik rumah yang di sewa  sekaligus penyuplai makan harian buruh,  belum terbayar kan lunas oleh pihak PT pelaksana, bukan sedikit nilai yang belum terbayarkan, tapi sampai puluhan juta rupiah belum lunas.  Ungkap salah satu pekerja kepada awak media.

Kisaran 22 juta tanggungan yang belum terbayar kepada kami yusman (pemilik rumah yang di sewa), saat pekerjaan pembangunan embung,  para pekerja  sewa rumah kami untuk tempat istirahat, selain itu kami juga di beri akses untuk ikut bekerja  sabagai kuli dan menyuplai kebutuhan makan para pekerja embung, namun tidak di sangka kalo pembangunan itu tidak bisa terselesaikan, bahkan para pemborongnya kabur.

"Semua perbelanjaan kami catat, mulai makan pagi, siang, sore bahkan kebutuhan kopi, semuanya masih ada catatannya, ya harapan kami bisa dibayar lunas, tapi sampai sekarang gak ada kabar, kenapa dan apa kesulitan pihak pemborong dan pengembang kami tidak tau, cuma seharusnya hak kami sebagai warga kecil, harusnya di pikirkan dan dilunasi, pembangunan dengan anggaran 19,5 M  masak cuma puluhan juta tidak bisa di bayar lunas," imbuhnya

Sedang menurut ketua bancom bantuan komunikasi Sadoyo yang saat itu bertugas membantu mengkoordinir anggotanya untuk menjaga alat berat di waktu malam hari, membenarkan kalo masih banyak yang belum terbayar kan sisa pembayaranya, salah satunya para penjaga alat berat yaitu anggotanya masih sikatar 20 jutaan  sisa yang belum terbayarkan. tandasnya.

Sementara menurut pemantauan awak media, pembangunan tersebut tertulis  di prasasti BBWS Brantas pembangunan Embung  peniwen, pelaksana PT MANDIRI KARYA UTAMA RIZKY, tahun anggaran 2021, yang nantinya akan kami coba konfirmasi pihak PT dan dinas terkait, apa penyebab tidak berlanjutnya pembangunan tersebut.

(Reporter:   BON  /  ZIZ)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama