MenaraToday.Com - Labura :
Ingin untung besar dan mencari "Can Pore" (Gratisan-Red), rekanan proyek pembangunan Unit Sekolah Baru (USB), dari CV. Pratama menggunakan Puskesmas Pembantu (Pustu) Dinas Kesehatan Kabupaten Labura yang ada di Desa Sialang Taji Kecamatan Kualuh Hulu sebagai barak para pekerja bangunan dan juga tempat menyimpan bahan material bangunan tanpa berinisiatif membuat barak untuk para pekerja sendiri.
Akibatnya para pekerja beberapa hari menjadikan puskesmas pembantu (Pustu) menjadi tempat penginapan dan penyimpanan barang barang bangunan milik pemborong yang mengakibatkan komplain beberapa warga yang kebetulan ingin berobat ke Pustu.
Bahkan akibat ulah tengil rekanan ini menjadi masalah tak enak bagi Dinas pendidikan dan Dinas kesehatan Labura akibat adanya pemberitaan atas hal tersebut.
"Hasil pantuan di lapangan tim awak media Kamis (30/11.2023) terlihat kondisi material berada pas di depan halaman Pustu berlamparan dan para pekerja terlihat tidak menggunakan alat pelindung diri dalam bekerja bahkan di duga melaksanakan kerja tanpa di awasi oleh pengawas proyek P.APBD Ta.2023 dari Dinas Pendidikan yang tertera di papan Proyek dengan nilai rp.414.838.155.di laksanakan oleh CV Pratama.
Menurut Adi Kepala tukang yang merupakan warga Asahan saat dikonfirmasi menyebutkan pihaknya baru seminggu saja bekerja dilokasi .
"Kami beru seminggu disini dan pemborongnya bernama Angga warga Damuli dan rencananya akan mencari rumah sewa di kampung ini untuk istirahat dan tempat tinggal anggota. Kalau soal pekerjaan ini kami harus melangsir bahan bahan material maka dikhawatirkan pekerjaan ini tak siap akhir bulan Desember ini apalagi kami terhitung baru masuk kerja" Ujar Adi.
Ketika kondisi proyek ini dikonfirmasikan via ponsel, Angga yang merupakan rekanan tersebut enggan mengangkat telponnya meskipun dalam keadaan aktif ehinggah berita sampai kemeja redaksi.
Terpisah, pihak Pustu Boru Tohang dan Boru Gultom mengaku kesal dengan adanya material dan pekerja yang nginap di Pustu.
" Gara gara ulah pekerjaan pemborong ini kami yang ikut menuai masalah padahal. kami tidak menerima apapun dari pemborong. Bayangkan sampai sampai kami di tegur dan di panggil oleh pihak Dinas kesehatan terkait masalah ini". Sebut keduanya dengan nada kesal. (Ngatimin)