Preservasi Jalan Gunting Saga - Teluk Binjai Disoroti Warga

MenaraToday.Com - Labura :

Preservasi  Jalan Gunting Saga - Teluk Binjai, Kecamatan kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara menjadi buah bibir masyarakat.

Hal ini bermula dari fisik bangunan yang memprihatinkan penuh dengan benjolan benjolan dan juga keretakan membuat pekerjaan menjadi buah bibir masyarakat di Labuhanbatu Utara.

Pasalnya, belum selesai dikerjakan bangunan ini sudah mulai menampakan kerusakan dan juga sempat ambrol diduga akibat semen dan Pasir yang tak menyatu dikarenakan pembangunan pondasinya tidak menggunakan semen hanya disusun saja setelah batu melebihi batas permukaan air barulah disiram semen.

Hebatnya lagi, bangunan yang miris ini bisa berjalan mulus, padahal pengawas dari provinsi tetap melakukan pengawasan, dan pengecekan pekerjaan setiap hari, namun dengan hasilnya bangunan seperti ini, diduga kalau pengawas PUPR provinsi tersebut diduga tidak menjalankan tugasnya secara prosedur atau diduga main mata dengan pihak kontraktor.

Keretakan bangunan ini diduga akan mengakibatkan runtuh susulan kembali berhubung keretakan bangunan TPT tersebut sudah melengkung dan retak sampai kebawah,diduga pemanfaatan bangunan ini tidak akan bertahan lama di gunakan masyarakat.

Dalam wawancara awak media dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo saat  berkunjung ke Labura beberapa waktu lalu, Presiden mengatakan  akan melakukan pekerjaan pada bulan Juli sebagian di kerjakan oleh Provinsi, Kabupaten dan pusat,

Besar harapan masyarakat pembangunan jalan tersebut menjadi sebuah sarana pembangunan yang mumpuni yang mampu digunakan dalam waktu yang lama, namun kenyataannya bangunan tersebut sudah mulai menunjukkan kerusakan padahal masih dalam pekerjaan.

Masyarakat berharap sekali kepada  Kementerian PUPR agar melakukan pengecekan terkait bangunan yang dikerjakan oleh PT. Ayu Septa Perdana sebelum di serah terimakan kiranya pihak kontraktor memperbaiki pekerjaan mereka, supaya bangunan tersebut bisa digunakan masyarakat dalam waktu lama.

Saat tim awak media mencoba menkonfirmasi Humas PT. Ayu Septa beronisial M melalui pesan WhatsApp tentang tanggapannya  terkait bangunan TPT tersebut dan juga awak media  bagikan link berita, beliau mengatakan, mantap dengan tanda jempol, seraya berkata," ya apapun masalah dalam proyek kalau masih dalam pekerjaan itu hal biasa, sedangkan sudah selesai aja masih ada masa perawatan, kalaupun salah ya tinggal pulangkan saja uang ia kan, makanya kami tidak open dengan pemberitaan. baguslah kalau benar benar bekerja untuk masyarakat jangan kayak oknum oknum media kebanyakan membuat berita karna dibayar karna saya juga orang media." Ujar M. 

Rasa pede dan ke angkuhan M dalam menjawab pertanyaan tim awak media diduga kalau M adalah bekaper dari perusahaan PT Ayu Septa Perdana, yang mana beliau juga mengatakan kalau beliau adalah salah satu insan pers. Hal ini sontak jadi sorotan Sekjend LSM Teropong Keadila dan Hukum Marahalim yang menyebutkan sejak kapan sejarah nya media itu bisa menjadi bekaper  perusahan. 

"Seharusnya media itu tugasnya memberitakan bukan menjadi beck up yang melindungi perusahaan sehingga perbuatannya itu merugikan masyarakat" ,tegas Mara Halim. 

Mara Halim dengan tegas mengatakan pernyataan M pun menjadi analisa yang negatif

"Dalam pekerjaan TPT tersebut pihak Ayu Septa Perdana menyerahkan pekerjaan itu kepada masyarakat yang tidak mempunyai kapasitas dalam pembangunan, sehingga masyarakat berlomba lomba menerima pekerjaan tersebut dan akhirnya pekerjaan itu hasilnya menjadi ajang perlombaan oleh pekerja yang tidak punya kapasitas dan pengalaman dalam membuat TPT, hal ini dibuktikan dengan mirisnya bangunan TPT tersebut melengkung bengkok dan pecah pecah. (Ngatimin) 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama