Menaratoday.com - Serdang Bedagai :
Inilah oknum-oknum Kepala Sekolah (Kepsek) Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) yang tidak transparan dan tidak berani buka-bukaan soal pengelolaan dan penggunaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) saat tim menaratoday.com meminta informasi secara resmi terkait penggunaan dana BOS kepada oknum-oknum Kepsek,
SDN 104312 Kota Tengah, Risma Sibarani.
SDN 106224 Kerapuh, Nur Hamidah.
SDN 102071 Dolok Masihul, Husairi.
SDN 102061, Bangun Bandar, Hamdani.
SDN 102063 Bangun Bandar, Sahrul.
SDN 104315 Jati Rejo, Ratna Hutabarat.
SDN 106867 Bintang Timur, Dwi, dan beberapa SDN lainnya beberapa waktu lalu.
Tapi hingga saat ini, Sabtu (25/1/2025) seluruh Kepsek SDN yang ada di Kecamatan Dolok Masihul tersebut tidak berani menjawab soal penggunaan dana BOS yang ditanyakan.
Diduga oknum-oknum Kepsek tersebut takut untuk buka-bukaan soal penggunaan dana BOS yang telah mereka kelola pada tahun 2022, 2023 dan 2024 lalu.
Tak hanya melalui surat permohonan informasi secara resmi, konfirmasi soal penggunaan dana BOS juga dilakukan melalui pesan WhatsApp (WA) kepada Kepsek SDN Dolok Masihul, Husairi, Jumat (24/01/2025).
Husairi Kepsek SDN 102071 Dolok Masihul ini mengatakan bahwa pertanyaan Wartawan soal penggunaan dana BOS yang disampaikan kepadanya adalah hal yang tidak wajar.
"Saya tidak pernah menutupi informasi ttg dana BOS selagi permintaan itu wajar dan dapat dipenuhi," katanya.
Husairi selaku Kepsek diduga tidak paham soal peraturan dan undang-undang yang menegaskan bahwa setiap badan publik termasuk sekolah, harus transparan dalam pengelolan dan penggunaan keuangan negara seperti dana BOS.
Saat menaratoday.com bertanya hal seperti apa yang menurutnya tidak wajar, Husairi mengatakan sulit baginya untuk memaparkan dan memberikan informasi penggunaan dana BOS yang sudah dikelolanya itu.
"Klo menurut saya, informasi ttg hal tsb, dapat dipantau setiap tahun anggaran, tp klo sejak 2021 s. d 2024 adalah hal sulit bagi saya pribadi," katanya lagi.
Diduga Husairi cari-cari alasan karena takut dugaan kecurangan dan penyelewengan dana BOS yang dilakukan pihak sekolahnya terbongkar jika dirinya transparan dan buka-bukaan soal dokumen laporan keuangan dan pertanggungjawaban penggunaan dana BOS secara menyeluruh.
Begitu juga saat dimintai informasi terkait RKAS, Husairi diduga juga sengaja ingin menutup-nutupi informasi dan beralasan akan menanyakan kepada atasannya terlebih dahulu.
"Nanti saya tanyakan dulu ke atasan pak, krn biasanya RKAS kami tempelkan di Mading, untuk diketahui masyarakat yg membacanya, dan tidak pernah kami share kan potonya kecuali permintaan atasan dan badan pengawas keuangan," kelit Husairi lagi.
Kepada menaratoday.com, orang tua dari murid SDN yang tidak ingin namanya ditulis, mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak mengetahui soal dana BOS, berapa jumlah besaran dana BOS yang diterima sekolah dan digunakan untuk apa-apa saja oleh pihak sekolah.
"Berapa jumlahnya dan dibuat untuk apa, saya enggak tau pak, sama sekali gak tau, karena gak pernah dikasi tau," ucapnya polos.
Orang tua murid lainnya juga menilai bahwa penggunaan dana BOS masih jauh dari kejujuran.
"Penggunaan dana BOS jauh dari kejujuran, sehingga pengelolaannya very closed (sangat tertutup-red)," ungkap orang tua murid yang kurang percaya dengan kinerja oknum Kepsek dalam mengelola anggaran dana BOS.
Terkait tidak transparannya oknum-oknum Kepsek dalam penggunaan dana BOS tersebut, Kabid SD Dinas Pendidikan Sergai, Ramnah Sinaga terkesan buang badan dan seolah ingin cuci tangan.
Ramnah Sinaga mengatakan bahwa semua itu sepenuhnya menjadi urusan Kepala Sekolah.
"Lho, konfirmasi ke Kepsek az bg. Krn Klu tentang BOS semua kembali ke sekolah," katanya.
Tiresmin Panjaitan, Korwilcam Dolok Masihul juga belum memberikan tanggapannya secara resmi terkait oknum-oknum Kepsek yang diduga sengaja ingin menutup-nutupi informasi soal penggunaan keuangan negara (dana BOS) tersebut.
Begitu juga dengan Kadis Pendidikan Sergai, Suwanto, dirinya "bungkam" saat dimintai tanggapannya soal kinerja oknum Kepsek, padahal Kepsek-kepsek tersebut adalah bawahannya.
Seolah-olah Suwanto tidak perduli dengan kinerja jajarannya, padahal secara langsung ataupun tidak langsung, Kadis Pendidikan dan Kabid SD mempunyai tanggungjawab terkait kinerja dan penggunaan anggaran di satuan dinas pendidikan.
Kurang pedulinya Suwanto dan Ramnah Sinaga selaku pimpinan soal transparansi penggunaan keuangan negara, diduga karena mereka ada "main mata" dan seolah pura-pura tidak mengetahui adanya dugaan penyimpangan dalam pengelolaan anggaran di satuan Dinas Pendidikan.
(Hingga berita ini ditulis, tak seorangpun Kepsek SD Negeri Kecamatan Dolok Masihul yang berani memberikan jawaban secara resmi terkait permohonan informasi penggunaan dana BOS)
Penulis : Irlan Jaya Situmorang, Wartawan UKW Muda/Mahasiswa Fakultas Hukum.