MenaraToday.Com - Pandeglang :
Sejumlah anak didik mulai dari tingkat Sekolah Dasar Negeri (SDN) hingga Madrasah di Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, dilaporkan mengalami gejala sakit, seperti mual, muntah, hingga muncul bentol di tubuh, setelah menyantap makanan bergizi gratis (MBG) yang disalurkan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Labuan Mandiri. Kejadian tersebut berlangsung pada Kamis (29/8/2025).
Program MBG yang dimaksud berasal dari dapur SPPG Labuan Mandiri di bawah naungan Yayasan Anagata Cahaya Nusantara, yang berlokasi di Kampung Karabohong, Desa Labuan, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang. Distribusi makanan tersebut diperuntukkan bagi siswa sekolah dasar dan madrasah dalam rangka pemenuhan gizi anak usia sekolah. Namun, distribusi kali ini justru menimbulkan keresahan dan dugaan keracunan.
Sejumlah orang tua siswa SDN 3 Labuan membenarkan adanya kejadian tersebut. Salah satunya Rima, orang tua siswa, yang mengaku beruntung anaknya tidak ikut mengonsumsi makanan yang dibagikan.
“Iya betul, waktu hari Kamis kemarin kejadiannya. Usai menerima MBG yang dikirim oleh dapur ke sekolah, anak-anak langsung menyantap habis. Tapi kebetulan anak saya dibawa pulang karena saya mencium bau busuk dari daging ayamnya. Akhirnya paket MBG dibawa pulang ke rumah. Kalau yang lain pada dimakan karena ada yang nggak ditemenin sama orang tuanya,” ujarnya, Senin (1/9/2025).
Karena tidak mengonsumsi makanan tersebut, anak Rima dalam kondisi sehat. Namun, ia menyebut banyak anak lain mengalami gejala mual dan muntah, terutama karena tidak semua siswa didampingi orang tua saat jam sekolah.
Hal senada juga diungkapkan Mia, orang tua murid lainnya. Ia mengatakan anaknya sempat mengeluh sakit sepulang sekolah.
“Anak saya pas pulang ngeluh mual. Kirain masuk angin, terus anaknya tiduran. Nggak lama muncul bentol-bentol sebadan. Besoknya saya tanya lagi, katanya itu ayam dari sekolah bau. Langsung saya kepikiran ke arah situ. Alhamdulillah sembuh setelah diminumin obat,” jelas Mia.
Sejumlah orang tua menduga penyebab keluhan anak-anak berasal dari olahan ayam yang menjadi menu MBG hari itu. Beberapa wali murid menyebut daging ayam dalam paket makanan sudah berbau tidak sedap sejak dibagikan di sekolah.
Meski demikian, hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari pihak sekolah maupun pengelola dapur SPPG Labuan Mandiri mengenai proses pengolahan, penyimpanan, maupun distribusi makanan tersebut.
Saat dikonfirmasi, pengelola dapur SPPG Labuan Mandiri belum memberikan keterangan resmi terkait kasus ini. Hingga berita ini diturunkan, pihak yayasan maupun penyelenggara program belum menjawab pertanyaan awak media.
Kejadian ini menimbulkan keresahan di kalangan orang tua siswa. Mereka berharap ada investigasi menyeluruh terkait penyebab gejala yang dialami anak-anak, sekaligus evaluasi terhadap standar kebersihan dan kelayakan makanan dalam program MBG.
“Programnya bagus karena niatnya untuk gizi anak-anak. Tapi kalau sampai begini, kan bisa membahayakan. Harus ada pengawasan lebih ketat,” ujar salah satu wali murid yang enggan disebutkan namanya.
Masyarakat juga mendorong pemerintah daerah, khususnya Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan Pandeglang, untuk segera turun tangan melakukan pemeriksaan sampel makanan serta memberikan jaminan agar kejadian serupa tidak terulang. (ILA)