Polisi Didesak Tangkap Supir Jemputan Sekolah Yang Diduga Lakukan Pelecehan Seksual Terhadap Anak Di Bawah Umur

MenaraTtoday.Com - Pandeglang :

Senyum ceria yang dulu selalu menghiasi Bunga (7) salah seorang siswi  Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) di Kecamatan Cikedal, Kabupaten Pandeglang, kini sirna. 

Bocah perempuan itu mengalami trauma mendalam usai diduga menjadi korban pelecehan oleh seorang sopir antar jemput sekolah yang seharusnya menjadi sosok pelindung selama di perjalanan menuju rumah. Terkait hal ini, orang tua korban mendesak Polisi segera menangkap pelaku. 

“Usai mengalami kejadian itu, anak saya menjadi murung dan penakut... gak ceria seperti biasanya,” tutur ibu korban kepada menaratoday.com. Kamis (30/10/2025).

“Anaknya memang pendiam, tapi sekarang lebih pendiam lagi. Cuma kalau sama keluarga, dia masih suka cerita tentang apa aja yang dia rasain,” tambahnya.

Peristiwa memilukan itu disebutnya, terjadi pada 10 Oktober 2025. Hanya berselang sehari, sang ibu langsung melaporkan dugaan tindak pelecehan tersebut ke pihak kepolisian. Namun hingga kini, keluarga mengaku belum melihat adanya perkembangan berarti dalam proses hukum.

“Saya ingin kasus ini cepat diproses, dan polisi segera menangkap pelaku,” harap ibu korban. 

Sejak peristiwa itu, ucapnya, Bunga enggan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ia lebih banyak mengurung diri di rumah, jauh dari keceriaan yang kerap terdengar. 

Sang ibu mengaku masih mempertimbangkan langkah untuk tetap menyekolahkan anaknya di lembaga pendidikan tempat Bunga bersekolah.

“Belum berhenti, masih mempertimbangkan juga. Sambil menunggu proses laporan ke pihak kepolisian,” ujarnya.

Meski begitu, ia menyampaikan bahwa pihak sekolah telah menunjukkan empati dan dukungan terhadap keluarga korban.

“Sudah, pihak sekolah berkomunikasi dengan baik. Mereka juga memposting klarifikasi di akun resmi media sosialnya. Intinya, pihak sekolah mensuport kami untuk proses hukum lebih lanjut,” tuturnya.

Pelaku yang diduga merupakan sopir antar jemput sekolah dikenal oleh keluarga korban, meski tidak secara pribadi.

“Kenal karena dia supir antar jemput sekolah anak saya, tapi kalau secara pribadi gak terlalu mengenal, hanya sebatas itu aja,” kata ibu korban.

Kini, keluarga kecil itu hanya berharap pada penegak hukum agar kasus ini segera menemukan titik terang.

“Yang saya mau, pelaku cepat ditangkap. Anak saya harus dapat keadilan,” tegasnya.

Di tengah proses hukum yang berjalan lambat, trauma yang dialami Bunga menjadi beban berat bagi keluarga. Ia bukan hanya kehilangan rasa aman, tetapi juga sebagian masa kecil yang seharusnya diisi dengan tawa dan belajar tanpa rasa takut.

Sebelumnya diberitakan, Seorang anak perempuan berusia sekitar tujuh tahun, murid kelas 1 di salah satu sekolah dasar Islam terpadu (SDIT) yang berada di Kampung Kadu Suluh, Desa Karyasari, Kecamatan Cikedal, Kabupaten Pandeglang, Banten, diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh sopir mobil antar-jemput sekolah yang selama ini dipercaya oleh banyak orang tua.

Informasi mengenai dugaan tindakan asusila ini pertama kali mencuat di dunia maya. Dalam unggahan yang viral, disebutkan bahwa seorang sopir jemputan sekolah melakukan perbuatan cabul terhadap murid kelas 1 SD. Peristiwa tersebut dikabarkan terjadi pada 10 Oktober 2025.

Kasat Reskrim Polres Pandeglang, Iptu Alfian Yusuf, S. Tr. K., S.I.K, dalam keterangannya menyatakan bahwa berkaitan dengan postingan viral @ameeragladys25 sebetulnya sudah dilaporkan ke Polres Pandeglang oleh ibu korban. 

"Saat ini kasus tersebut sedang dalam proses penyelidikan dan pendalaman oleh unit perlindungan perempuan dan anak (PPA) Polres Pandeglang.  Jadi kemarin, karena postingan tersebut viral kami langsung mem folow up dan berkomunikasi langsung bertemu dengan ibu korban,  dimana ibu korban merasa tidak Pernah memposting terkait hal tersebut. Bahkan ibu korban tidak merasa memiliki akun tersebut dan tidak mengenal pemilik akun @ameeragladys25," jelasnya. (ILA)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama