MenaraToday.Com - Pandeglang :
Kabar gembira datang bagi para pencinta alam dan wisatawan yang merindukan pesona alam liar Ujung Kulon. Mulai 1 November 2025, tarif tiket masuk ke Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) resmi mengalami penurunan. Kebijakan ini merupakan tindak lanjut dari diterbitkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2024 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 17 Tahun 2025 tentang Pembagian Kelas Tiket Masuk Pengunjung Wisata Alam di Taman Nasional dan Taman Wisata Alam. Penurunan tarif ini menjadi angin segar bagi dunia pariwisata, khususnya sektor wisata alam berbasis konservasi.
Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon (BTNUK) Ardi Andono, S.TP., M.Sc, menyampaikan bahwa kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan minat kunjungan wisatawan sekaligus memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian alam.
“Kami menyambut baik kebijakan ini. Dengan tarif yang lebih terjangkau, kami berharap semakin banyak masyarakat yang datang berwisata sambil belajar mencintai alam,” ujar Ardi Andono. Rabu(5/11/2025).
Menurutnya, langkah ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk menciptakan sistem tarif yang lebih proporsional, adil, dan berkelanjutan. Tak hanya memberi dampak positif pada peningkatan jumlah pengunjung, penyesuaian ini juga diharapkan dapat mendukung pembiayaan konservasi dan pengelolaan kawasan yang lebih efektif.
"Wisatawan Nusantara (Hari Kerja) dari Rp15.000 menjadi Rp10.000, Wisatawan Nusantara (Akhir Pekan/Hari Libur) dari Rp20.000 menjadi Rp15.000. Sementara untuk Wisatawan Mancanegara (Hari Kerja) dari Rp150.000 jadi Rp100.000, dan Wisatawan Mancanegara (Akhir Pekan/Hari Libur) Rp225.000 jadi Rp150.000. Untuk Pelajar/Mahasiswa Rp5.000 menjadi Rp3.000, Kegiatan Penelitian & Edukasi Rp50.000 jadi 30.000," ungkapnya.
Sebagai salah satu situs warisan dunia UNESCO, lanjutnya, Taman Nasional Ujung Kulon tidak hanya terkenal karena populasi badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) yang langka, tetapi juga karena keindahan alamnya yang menawan—mulai dari hutan tropis, pantai berpasir putih, hingga keanekaragaman flora dan fauna yang memukau.
"Dengan diberlakukannya tarif baru ini, masyarakat kini memiliki kesempatan lebih besar untuk menjelajahi keajaiban alam Ujung Kulon, tanpa harus terbebani biaya tinggi. Lebih dari sekadar destinasi wisata, TNUK ingin menjadi ruang belajar dan inspirasi bagi siapa pun yang ingin berkontribusi menjaga warisan alam Indonesia,Setiap tiket yang dibeli bukan hanya untuk berwisata, tetapi juga menjadi bentuk dukungan nyata terhadap pelestarian alam,” jelas Ardi. .
Kebijakan penurunan tarif ini masih kata Ardi, menjadi momentum penting bagi sinergi antara wisata dan konservasi.
"Dengan semakin mudahnya akses bagi masyarakat, Taman Nasional Ujung Kulon diharapkan dapat terus berkembang menjadi ikon ekowisata nasional yang membanggakan, sekaligus benteng terakhir bagi kelestarian spesies dan ekosistem langka di ujung barat Pulau Jawa," pungkasnya. (ILA)
