MenaraToday.Com - Pandeglang :
Sejumlah orang tua murid Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, mengeluhkan mendadaknya pemberitahuan dari pihak sekolah mengenai pelaksanaan imunisasi DT/td untuk siswa kelas 1, 2, dan 5. Informasi tersebut, menurut para orang tua, baru disampaikan pada hari yang sama dengan jadwal pelaksanaan vaksinasi.
Keluhan muncul setelah pihak sekolah menerima surat resmi dari BLUD UPT Puskesmas Labuan pada Rabu pagi (19/11/2025). Surat bernomor 800/068/PKM.LBN/XI/2025 itu berisi pemberitahuan kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang akan berlangsung mulai 19 hingga 30 November 2025.
Pihak sekolah membenarkan bahwa surat dari Puskesmas baru diterima di hari yang sama.
“Tadi pagi, pemberitahuannya baru pagi ini,” ujar salah satu guru secara singkat.
Salah satu orang tua siswa menilai pemberitahuan mendadak semacam itu tidak tepat, terlebih kegiatan menyangkut kesehatan anak.
“Ini lagi persoalannya, harusnya jangan sekarang pelaksanaannya. Baiknya hari ini diumumkan dulu, besok baru dilaksanakan. Kecuali suratnya datang kemarin, diumumin kemarin, realisasinya sekarang,” ujarnya kepada menaratoday.com.
Ia menambahkan bahwa polemik mengenai imunisasi di sekolah sebenarnya sudah terjadi sejak tahun sebelumnya.
“Dari tahun kemarin juga sama, vaksin atau imunisasi selalu jadi kontroversi. Pihak sekolah harusnya kasih info jauh-jauh hari dan memberikan pilihan pada orang tua, bukan ditanya ke siswa. Itu fair. Mayoritas orang tua menolak, sekolah pun setuju,” tegasnya.
Orang tua lainnya berharap agar pihak sekolah dan puskesmas dapat berkoordinasi lebih baik sehingga hal serupa tidak terulang.
“Karena ini menyangkut tubuh dan kesehatan anak-anak, harusnya pihak sekolah bisa menolak atau menunda. Mohon diperbaiki agar ke depan tidak terulang,” ungkapnya.
Sejumlah orang tua akhirnya memilih tidak mengizinkan anaknya mengikuti imunisasi karena berbagai alasan, mulai dari kondisi anak yang sedang sakit hingga belum sarapan ketika tiba di sekolah.
Hingga berita ini ditayangkan, Kepala UPT Puskesmas Labuan, Sri Rejeki, S.ST., Bdn, belum memberikan tanggapan maupun klarifikasi terkait keluhan yang muncul. Pesan konfirmasi yang dikirim melalui WhatsApp terlihat telah terbaca, namun tidak mendapatkan respon.
Kegiatan BIAS sendiri merupakan program rutin pemerintah untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak sekolah terhadap penyakit difteri dan tetanus. Namun, koordinasi dan komunikasi antara pihak puskesmas, sekolah, dan orang tua menjadi salah satu aspek penting agar pelaksanaan dapat berjalan tanpa polemik. (ILA)
