Menaratoday.com - Tapsel
Diduga manfaatkan wabah Covid-19 untuk memperkaya diri sendiri dengan modus pengadaan APD Covid -19 yang disalurkan ke Desa - Desa di Kabupaten Tapsel dengan harga yang diduga mark up dengan pembayaran dari anggaran Dana Desa dan Dugaan Pemotongan honor anggota BPD senilai 140.000 Rupiah per orang untuk pengadaan seragam, Hal tersebut membuat belasan Mahasiswa yang menamakan diri Bima Tabagsel kecewa dan menggelar unjuk rasa damai mendesak Bupati Tapsel untuk mengevaluasi Kadis terkait, aksi tersebut dilakukan di lapangan penyampaian aspirasi Kantor Bupati Tapsel. Selasa (14/7/2020)
"Anggaran itu dikucurkan pemerintah untuk kepentingan masyarakat bukan untuk kepentingan pribadi, Pada hari ini kita nyatakan kecewa dengan kinerja Bupati Tapanuli Selatan yang katanya Sehat, Maju, Cerdas. Mana yang Sehat ? Mana yang Maju? Mana yang Cerdas? Para pejabat itu disumpah dengan mengatas namakan Allah, namun hingga sekarang masih banyak oknum pejabat yang melanggar sumpah demi kepentingan pribadi, Bagaimana negara kita bisa maju sama tuhan saja mereka sudah tidak takut, Pada hari ini kita tegaskan kepada Bupati Tapsel Syahrul M Pasaribu agar mengevaluasi dan mencopot Kadis Pemdes karna diduga melakukan pungli serta diduga menjadikan Dana Desa dan Aparat Desa sebagai sapi perah," Ujar Sultoni Siregar dalam orasinya
Sementara itu Rahul Efendi dalam orasi nya menyampaikan dengan tegas kepada Kepala Dinas Pemdes Tapanuli Selatan bila tidak mampu mengedepankan kepentingan masyarakat lebih baik mundur
"Kami datang kesini menyampaikan aspirasi kepada Bupati Tapsel Sahrul M Pasaribu agar mengevaluasi dan mencopot Kadis Pemdes karna diduga telah melakukan pungli terhadap Dana Desa dengan dalih pengadaan APD Covid-19 dan pemotongan honor anggota BPD untuk pengadaan seragam yang sampai sekarang tidak terealisasi, Jika tidak bisa mengedepankan kepentingan masyarakat lebih baik anda mundur,"katanya
Massa Bima Tabagsel yang melakukan unjuk rasa ini diterima oleh Sekretaris Dinas Pemdes Kabupaten Tapanuli Selatan Mara Tinggi, Namun dia juga tidak mampu memberikan jawaban dan hanya bisa berjanji akan menyampaikan aspirasi mahasiswa tersebut kepada pimpinan nya. (Ucok siregar)