MenaraToday.Com – Taliabu :
Safari politik di
Desa Gela, Kecamatan Taliabu Utara, Kabupaten Pulau Taliabu, Calon Wakil Bupati Pulau Taliabu No Urut 1,
Syafruddin Mohalisi langsung melakukan sujud syukur dipantai desa Gela yang
mana merupakan tempat kelahirannya.
Amatan media ini, kehadiran Cawabup Syafruddin yang merupakan anak kampung dijemput ribuan masa dan simpatisan Paslon MS-SM. Syafruddin yang datang ke tempat kelahirannya kemarin sore menggunakan speed boad. Hal pertama yang dilakukan Syafruddin ketika turun dari speed boad adalah sujud syukur dipantai.
Kepada awak media, Syafruddin
Mohalisi yang lebih akrab
disapa Higa
menjelaskan, sujud yang dilakukannya dipantai saat penjemputan beberapa hari
lalu sebagai bentuk rasa syukurnya karena dirinya yang dipandang hina hanya
karena terlahir dari rahim petani yang tumbuh berkembang diperkampungan
bermodalkan 'kasuami dan daun kelor' tapi masih ada masyarakat desa setempat
yang sangat antusias berbondong-bondong datang menjemputnya dipantai
ketika tiba di tempat lahirnya.
"Saya bersyukur
dan sangat bangga dengan para saudara-saudari yang yang tidak menilai orang
dari sisi pendapatannya, fasilitas, pangkat, jabatan serta golongannya, dan
mereka tahu kalau saya adalah anak petani yang dibesarkan dengan makan khas
taliabu serta di sekolahkan dengan hasil pertanian"ucapnya dengan lantang.
Meskipun dihina,
dicaci dan dimaki, katanya dasar seseorang menjadi pemimpin tidak dilihat dari
latar belakang ekonomi orang tuanya, akan tetapi dasar seseorang menjadi
pemimpin adalah orang yang sadar akan kebutuhan rakyatnya, orang yang tahu
masalah rakyatnya dan orang yang mampu menjawab segala kegelisahan rakyatnya.
"Saya sadar
benar bahwa, saya terlahir dari rahim seorang petani dan saya dibesarkan
diperkampungan untuk itu saya sangat tahu apa yang dibutuhkan rakyat, dan tahu
yang harus saya lakukan agar menjawab kebutuhan mereka"ujarnya.
Syafruddin bilang,
perihal hinaan dan makian merupakan hal biasa bagi seorang pemimpin hingga itu,
dirinya menerima hinaan dan makian sebagai sebuah motifasi agar terus berjuang
bersama bapak H. Muhaimin Syarif untuk sebuah perubahan di negeri hemungsia-sia
dufu. "Pemimpin memang harus siap menerima hinaan, cacian sebagai motifasi
jika tidak maka kita hanya bisa berbalas pantun dipangung-pangung politik dan
kita mengabaikan rancangan program kerja kita yang harus kita sampaikan kepada
masyarakat kita"tutupnya, sembari mengajak warga petani dan nelayan untuk
berjuang bersama MS-SM menuju Taliabu emas. (Fadly)