Kepsek SDN 1 Bandar Aji Disinyalir Langgar Peraturan Prokes Covid-19

MenaraToday.Com - Tulangbawang :

Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat perlengkapan yang berfungsi untuk melindungi penggunanya dari bahaya atau gangguan kesehatan tertentu, misalnya infeksi virus atau bakteri. Bila digunakan dengan benar, APD mampu menghalangi masuknya virus atau bakteri ke dalam tubuh melalui mulut, hidung, mata, atau kulit.

APD ini dipandang penting oleh pihak sekolah demi mengefektifkan kegiatan belajar dan mengajar di era pandemi covid-19 dan menghadapi New Normal yang menuntut pihak sekolah untuk kreatif dalam menerapkan sistem pembelajaran di sekolah.

Namun sangat di sayang kan semuanya itu tidak berlaku di sekolah SDN 1 Bandar Aji, Kabupaten Tulangbawang. Pasalnya, Sarjio selaku Kepala Sekolah (Kepsek) diduga sudah mengabaikan APD serta secara otomatis sudah labrak atau kangkangi peraturan protokol kesehatan.

Pada saat awak media berkunjung di sekolah kebetulan pihak sekolah sedang melakukan rapat kordinasi antara dewan guru, dan kami awak media sembari kroscek/ konfirmasi tentang perihal kinerja kepsek serta penanganan tentang pandemi covid-19.

Tetapi sangat di sayang kan, hasil nya seperti Tempat Cuci Tangan (TCT) tidak berfungsi alias rusak serta terlihat dan sudah lama tidak berfungsi juga tidak di adakan sabun cuci tangan, Hand Sanitazer seperti gambar  yang di pajang di berita ini.

Padahal sudah jelas, kepala sekolah,wajib patuh pada protokol kesehatan termasuk menjalankan 3M yang terdiri dari Memakai masker, Menjaga jarak minimal 1,5 meter, Mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hend sanitizer.

Saat dikonfirmasi, Sarjiyo menjelaskan jika pihak Dinkes dan Dinas Pendidikan telah melakukan sosialisasi di SDN 1 Bandar Aji. Namun faktanya, di tempatnya ia mengabdi tidak dilakukan prokes.

Sementara disaat musim wabah virus covid-19 untuk melakukan sosialisasi melalui Daring, dalam hasil sosialisasi itu ada beberapa yang harus kita ikuti.

Yaitu, belajar dirumah bagi siswa-siswi, jaga jarak, selalu pakai masker, rajin mencuci tangan. Jelasnya.

Lanjutnya, kita juga melalui sekolah dari ini mengadakan jadwal guru piket, bahkan untuk guru piket setiap harinya di harus kan 2 dewan guru, dan 2 minggu sekali, terang nya.

Akan tetapi khusus untuk hari ini kita berangkat semua, karena kita sedang rapat tentang new normal tatap muka.

Lebih lanjutnya, ketika dipertanyakan tentang TCT yang rusak atau tidak berpungsi sehingga air tidak mengalir,  bahkan sabun untuk cuci tangan dan hand sanitazer tidak di siap kan di depan ruang rapat sekolahan.

Kepala sekolah tersebut berkilah "hal itu mas yang sedang kami bahas melalui rapat ini dan besok rencana nya mau kami perbaiki dan persiap kan," ujar Kepsek.

Sebagai informasi, Kepala Sekolah tersebut sudah menjabat selama kurang lebih 1 tahun. Dan lagi-lagi, timbul pertanyaan dari salah satu wali murid.

Seorang wali murid yang enggan disebut namanya itu bertanya-tanya, di kemanakan anggaran negara melalui dana Bantuan oprasional sekolah (BOS) yang sudah di Alokasikan ke alat pencegah covid meskipun tidak di patok sekian persen dari dana BOS, seperti masker, TCT ( tempat cuci tangan) sabun cuci tangan serta hand sanitizer, selama vandemi covid?  bahkan sampay saat ini siswa siswi sekolah belum di bagikan masker, menurut keterangan nara sumber yang enggan di tulis kan.

Mendapati pertanyaan tersebut, Kepsek berkilah bahwa masih akan diadakan rapat. Menurutnya, perlu untuk mengalkulasi material yang akan di gunakan.

"Untuk semua itu, maka kami hari ini adakan rapat, karena ingin merincikan dana, seperti paralon habis berapa, semuanya itu sedang kami bahas untuk memperbaikinya didalam rapat seperti TCT yg tidak berpungsi". Ucapnya (Helmi)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama