Keterangan Gambar : Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi (Foto : Net) |
MenaraToday.Com – Medan :
Gubernur Sumatera
Utara, Edy Rahmayadi menerapkan sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi untuk
menggunakan pembelajaran dengan sistem tatap muka.
Edy Rahmayadi saat
dikonfirmasi beberapa awak media menyebutkan kebijakan untuk memberlakukan
pendidikan tatap muka atau tidak di tiap daerah akan diambil setelah
mengumpulkan tokoh pendidikan, aktivis, psikologi anak, dokter anak dan tokoh
masyarakat di Sumatera Utara,
“Kita akan
mengumpulkan para tokoh untuk membahas pembelajaran dengan tatap muka hari
Kamis besok, jadi ada dua pilihan yakni anak dalam pendidikan tatap muka
hasilnya pandai atau pendidikan tidak dengan tatap muka namun anak sehat, itu
yang perlu kita bandingkan dan kita bahas” ujar mantan Pangkostrad ini setelah menggelar rapat koordinasi bersama
Bupati/Wali Kota se Sumatera Utara lewan Vidcon di Rumah Dinasnya di Jalan
Jenderal Sudirman Medan, Selasa (28/12/2020)
Edy Rahmayadi juga
menyebutkan pihaknya akan membuat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi jika
hendak melakukan sistem belajar dengan tatap muka salah satunya adalah siswa
yang hadir hanya 50 persen dengan peraturan jadwal masuk dan pulang, pihak
sekolah harus mempersiapkan protokol kesehatan sepeti tempat cuci tangan, jaga
jarak antar siswa dan guru. Guru yang mengajar harus lulus uji Swab Antigen,
dan tidak boleh menjadi penular Covid 19 kepada muridnya. Selain itu daerahnya
harus zona hijau selain zona tersebut tidak dibenarkan.
“Tadi sudah saya
tegaskan kepada para Bupati dan Walikota untuk tidak sembarangan melakukan
pendidikan dengan tatap muka. Jika memang persyaratan tersebut dipenuhi maka
saya akan memberikan izin kepada Bupati dan Walikota untuk melakukan pendidikan
tatap muka di daerahnya, namun kalau tidak bisa dipenuhi, maka saya tegaskan
tidak akan diizinkan, karena saya ingin anak-anak harus sekolah tapi jangan
sakit apalagi terinfeksi Covid 19. Anak kita ini tak bisa gampang diatur,
orang tuanya saja susah diatur, apalagi anaknya. Begitu dia terpapar, dia
pulang ke rumah, orang tuanya pasti kena, nenek-kakek juga kena. Kalau ini kena
semua, bayangkan implikasinya adalah ekonomi kita," Jelas Gubsu sembari menyebutkan bahwa
pendidikan memang penting namun kesehatan lebih dari penting.
“Untuk penerapan pendidikan dengan tatap muka di masa pandemi covid 19 ini jangan pernah coba-coba, saya mendengar informasi ada pendidikan yang diam-diam melakukan tatap muka. Namun kali ini saya tegaskan jika tidak bisa memenuhi syarat yang saya ungkapkan tadi maka jangan berekperimen. Sebab Sekolah yang membandel dengan memberlakukan pendidikan tatap muka sebelum diizinkan akan dikenakan sanksi sesuai peraturan daerah” jelasnya. (Nn/Red)