Aliansi Masyarakat Sipil Teriak Kembalikan Laut Kami, Begini Respon PLTU 2 Banten Labuan...

Tanah Timbul/Daratan Timbul (Sedimentasi) Yang Diduga Diakibatkan oleh Limbah PLTU 2 Banten Labuan yang terletak dimuara cibama, kecamatan pagelaran, pandeglang, banten.


MENARATODAY.COM, Labuan - Puluhan massa yang manamakan diri aliansi masyarakat sipil (AMSIP) yang terdiri dari posko rakyat indonesia, Para nelayan dan masyarakat cibama geruduk PLTU 2 Banten Labuan dengan melakukan aksi demo lain dari biasanya. Para pendemo    ini menyampaikan aspirasinya dengan menggunakan sejumlah perahu nelayan sembari teriakan kata-kata agar PLTU segera menetralisir kondisi lingkungan dan membentangkan spanduk bertuliskan kembalikan laut kami pada kamis 06 januari 2022.

Aksi demo yang dilakukan pada jam 13.00 hingga 16.30 wib ini dilakukan di dua titik, yakni dipantai cibama dan sekitar area jetty milik PLTU 2 Banten, Labuan. 

Dalam aksinya, Mereka menuntut, pihak PLTU 2 Labuan, bertanggung jawab atas terjadinya sedimentasi muara cibama yang menjadikan daratan timbul (sedimentasi) hingga belasan hektar diperbatasan desa margasana dan desa margagiri kecamatan pagelaran, kabupaten pandeglang, Banten. 

Terjadinya pengendapan atau tanah timbul di sungai dan laut ini, diduga dipicu oleh penghambatan aliran air sungai oleh wave breaker (Pemacah Ombak) Jeti PLTU 2 Labuan.

Dampak dari sedimentasi ini, diduga telah menyebabkan permukiman masyarakat disebagian wilayah penyangga PLTU 2 Labuan sering terkena banjir.

Tak hanya itu, para pendemo juga menuntut pihak  PLTU 2 Labuan bertanggung jawab atas arus abrasi di pantai Popole yang kini kian parah, yang diduga disebabkan oleh perusahaan pembangkit listrik tersebut.

"Aksi Ini bentuk kegeraman dan ketidakpuasan kami atas sikap para petinggi Perusahaan tersebut saat melakukan audiensi bersama komisi 3 DPRD pandeglang beberapa bulan lalu, belum juga dipenuhi, saat itu kami menuntut agar PLTU kembali menjaga lautan dengan segala akibatnya dengan cara dinetralisir," demikian ungkap kordinator aksi Agus Hidayat.

Kata Agus, pertemuan saat itu dihadiri oleh PLTU 2 Banten Labuan, Dinas Lingkungan Hidup (LH) dari kabupaten pandeglang dan provinsi banten. Namun sayang sekeluarnya dari ruangan komisi 3 tidak menghasilkan kesimpulan apapun, padahal pada saat audiensi LH provinsi banten cukup responsif. 

"Atas dasar itulah, hari ini kami menggelar aksi, akan tetapi hingga aksi selesai tak juga mendapat respon yang baik dari pihak PLTU," tuturnya. 




Lanjut Agus, jika pihak PLTU tak tunjukan itikad baik, para demonstran akan kembali melakukan aksi pada 13 januari 2022.

"Minggu depan kami akan kembali kesini dengan massa yang lebih banyak lagi," tegasnya. 

Sementara itu menyikapi aksi tersebut, pihak PLTU 2 Banten Labuan melalui manajemen administrasinya bernama Donny menuturkan, mengetahui perihal adanya aksi demo dan ia juga mengakui memang betul sempat mengadakan audiensi dikomisi 3 DPRD pandeglang bersama LH beberapa waktu lalu.

"Hasilnya, kami laksanakan tugas masing-masing, yang harus kami lakukan ya kami lakukan," ucapnya. Jum'at (08/01/22). 

Lanjut Donny, terkait tuntutan yang dilayangkan oleh para pendemo, salah satunya abrasi dan tanah timbul (sedimen) yang menurut para pendemo akibat adanya PLTU, disanggahnya. 

"Karena kami sempat melakukan kajian kelokasi yang dimaksud, hasil kajian tanah timbul (sedimen) itu bukan akibat limbah PLTU, kami juga tidak tahu itu dari mana," akunya.

Sementara terkait jetty, Donny mengatakan, PLTU tidak bisa membongkarnya karena akan sulit ketika kapal pembawa batu bara hendak bersandar. 

"Dimana nanti bersandarnya ketika akan bongkar muat batu bara, kan itu bahan bakar kami, jika itu jadi terhambat gimana pasokan listrik untuk masyarakat? Karena pasti akan terganggu," terangnya.

Donny menambahkan, saat ini PLTU sudah menyiapkan bantuan yang akan segera disalurkan kepada masyarakat disekitar desa penyangga. 

"Untuk bantuan, kami sudah menyiapkan itu, nanti akan segera kami salurkan dalam waktu dekat," tutupnya. (la)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama